SUKABUMI – Komunitas Dua Jam Bisa (DJB) Indonesia menginisiasi program penghijauan di kawasan Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat. Program ini berupa penanaman 69 pohon durian super di area pegunungan yang masuk wilayah Desa Caringin, Kecamatan Cisolok.
Founder DJB Indonesia Harun Mahbub Billah mengatakan program ini adalah wujud dari komitmen komunitas turut berperan dalam upaya konservasi lingkungan. Program ini akan dikembangkan lebih luas lagi ke berbagai daerah.
Pohon durian dipilih karena memiliki peranan penting dalam mencegah erosi tanah. Akar pohon mencengkeram tanah sehingga tak mudah tergerus air atau angin.
Sementara Desa Caringin dan sekitarnya memiliki kontur pegunungan dengan banyak warga tinggal di sana. Pencegahan erosi pun menjadi hal penting.
Baca Juga: Petani Grobogan Sukses Tanam Jagung di Musim Kemarau, Ini Rahasianya
Selama ini, kawasan tersebut dikenal sebagai daerah asal muasal pengobatan tradisional khususnya untuk kesehatan dan kebugaran laki-laki. Perintisnya adalah praktisi yang sangat populer, Mak Erot.
Untuk lingkungan, pohon durian juga berfungsi mengikat air sehingga kuantitas dan kualitas air tanah semakin terjaga, baik untuk dikonsumsi masyarakat maupun tanaman. Selain itu serasah pohon juga bermanfaat menyuburkan tanah sekitar.
Harun menyebut jenis pohon yang ditanam adalah Musangking, Bawor, juga Duri Hitam. Itu adalah jenis durian yang sekarang tengah digandrungi, sehingga memiliki nilai ekonomi tinggi.
Jayadi Supriadin dari Pusat Bibit Durian menambahkan, penanaman pohon durian sangat strategis. Perawatannya relatif tidak repot. Hasilnya juga signifikan. Satu buah durian Musangking bisa mencapai berat 2 kilogram. “Sekarang dijualnya kiloan,” katanya.
Pohon durian juga menambah nilai jual tanah. Harga jual jadi berlipat ganda ketika di tanah tersebut ada pohon duriannya.
Di Garut, dia mencontohkan, banyak pohon-pohon durian yang membuahkan rezeki berlimpah untuk pemiliknya. “Banyak pohon yang sudah diwariskan hingga beda generasi,” katanya.
Salah satu warga, Handa, mengapresiasi program penanaman pohon durian ini. Warga sangat antusias dengan inisiatif tersebut. Selama ini lahan ditanami padi dan sayuran. Pohon durian sudah ada beberapa, tapi belum dikembangkan secara serius.
Baca Juga: Pupuk Hayati BIOTOP Tingkatkan Hasil Panen Hingga 30% Lebih
Program Pohon Durian ini mendapatkan dukungan penuh dari Yayasan Svargabumi Lestari. Yayasan turut menyumbang pupuk hayati BIOTOP untuk mengembalikan kebugaran dan kesuburan tanah.
“Secara umum lahan di Indonesia sudah kurang optimal karena banyaknya residu pupuk. Untuk itu perlu intervensi tambahan guna mengembalikan kesuburan tanahnya,” kata Arif Firmansyah, pendiri yayasan.
Dia mengapresiasi program pohon durian ini, dan berharap bisa direplikasi di daerah lain sesuai karakternya masing-masing. Apalagi penanaman pohon ini disertai metode bertanam ramah lingkungan dengan memanfaatkan pupuk hayati. Pupuk hayati BIOTOP adalah inovasi bioteknologi yang berperan penting untuk mengembalikan kesehatan tanah. (NYT)