MOSKOW – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mewakili Indonesia dalam Eurasian Economic Forum 2023 yang berlangsung di Moskow, Rusia pada 24-25 Mei 2023. Forum yang dihadiri 2.700 peserta dari 50 negara ini cukup strategis bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor minyak kelapa sawit ke Rusia dan negara-negara di kawasan Eurasia seperti Khazastan, Belarus, Kyrgizstan, dan Armenia.
“Indonesia satu-satunya negara di luar Eurasia yang diundang ke forum ini,” kata Ketua Umum GAPKI, Eddy Martono yang didampingi Wakil Ketua Umum I GAPKI Sanny Anthony dan Ketua Bidang Luar Negeri GAPKI M. Fadhil Hasan. Kehadiran Indonesia di forum ini penting karena berperan meningkatkan hubungan dagang dengan negara-negara Euronesia.
Selama ini, Rusia merupakan negara importir minyak kelapa sawit dari Indonesia. Pada 2021, ekspor sawit Indonesia ke Rusia mencapai 695.570 ton, lebih tinggi dibandingkan tahun 2019 dan 2020 masing-masing sebanyak 660.290 ton dan 684.470 ton. Pada 2022, volume ekspor produk sawit Indonesia ke Rusia mencapai 668.340 ton. Peluang cukup terbuka untuk mencapai angka 1 juta ton.
Eddy Martono mengatakan pihaknya menjelaskan keunggulan minyak kelapa sawit di forum ini yang dilanjutkan dengan peran dan posisi Indonesia dalam peta perdagangan minyak kelapa sawit global. Kontribusi Indonesia mencapai 60% dari total produk sawit global. Perkebunan kelapa sawit mencapai 16,38 juta hektar.
“Selain menjadi produsen terbesar, Indonesia merupakan konsumen sawit terbanyak di dunia. Minyak sawit yang dihasilkan Indonesia terbukti berkelanjutan dan sangat bermanfaat bagi kesehatan,” katanya. Dialog bisnis dalam forum ini cukup konstruktif. Peningkatan kerjasama dan pembangunan infrastruktur berkelanjutan, rantai pasokan, pengembangan inisiatif digital, dan eliminasi hambatan nontarif menjadi topik hangat yang dibahas.
Eurasian Economic Forum 2023 ini merupakan yang kedua dan dilaksanakan dalam rangka kepemimpinan Rusia di Uni Ekonomi Eurasia. Mengusung moto Integrasi Eurasia dalam Dunia Multipolar ini mencakup 35 sesi bisnis.
Pertemuan dibagi menjadi tujuh fokus tematik, yaitu Modal Manusia, Teknologi dan Kerjasama, Uni Ekonomi Eurasia di Dunia yang Berubah, Kesatuan Eurasia, dan Pasar Internal Uni Ekonomi Eurasia, Kerja Sama dalam Bea Cukai, Persaingan, dan Pengadaan Negara. Bagian Seksi Strategis akan membahas Strategi EAEU 2030+. (NYT)