JAKARTA – Sebanyak 62 proposal penelitian dinyatakan lolos seleksi admnistrasi dan substansi Grant Riset Sawit Tahun 2023. Mereka terpilih dari 779 proposal penelitian. Peneliti yang dinyatakan lolos proposalnya berasal dari berbagai lembaga dan perguruan tinggi di Indonesia.
Selain peneliti dari Badan Inovasi dan Riset Nasional (BRIN), peneliti berasal dari perguruan tunggi antara lain Universitas Indonesia, IPB University, ITS Surabaya, Universitas Airlangga, Universitas Gadjah Mada, Universitas Pertamina, Universitas Syiah Kuala, Universitas Riau, Universitas Tadulako, dan lain-lain.
Tema yang diajukan para kandidat penerima Grant Riset cukup beragam. Peneliti dari Universitas Pertamina misalnya, mengajukan penelitian Studi dan Mitigasi Penggunaan B40 pada Kendaraan Teknologi Euro4 di Indonesia. Dari Universitas Hasanudin Makassar mengajuka riset berjudul Aplikasi Drone Sebagai Pemotong Pelepah dan Buah Kelapa Sawit. Sedangkan dari ITS Surabaya mengajukan penelitian Egrek Digital: Inisiatif Substitusi Impor dan Peningkatan Efisiensi Panen TBS Kelapa Sawit.
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) membuka program Grant Riset Sawit Tahun 2023 yang diawali dengan proses call for proposal pada 22 Desember 2022. Call for proposal ini berakhir 28 Februari 2023.
Ada 779 proposal yang tersubmit pada website Litbang BPDPKS. Sebanyak 659 di antaranya masuk sebagai proposal yang lolos seleksi administrasi dan telah dinilai oleh Komite Litbang pada sisi substansi. Setiap satu proposal dinilai oleh tiga orang komite litbang BPDPKS.
“Pengumuman ini bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat,” kata Zaid Burhan Ibrahim, Plt Direktur Penyaluran Dana dalam keterangan resminya di Jakarta pada 16 Mei 2023.
Pada 10 Mei 2023 telah dilaksanakan pleno penilaian substantif. Hasilnya didapatkan sebanyak 62 proposal direkomendasikan untuk mengikuti seleksi presentasi. Penentuan proposal yang mengikuti seleksi presentasi berdasarkan pertimbangan kualitas dari proposal itu sendiri, asas manfaat dan prospektif untuk kemajuan industri kelapa sawit.
Selain itu, pertimbangan dari ketersebaran perguruan tinggi di Indonesia dan wilayah sentra sawit juga menjadi pertimbangan lainnya sehingga diharapkan hasil riset yang dipilih dapat berkontribusi untuk pengembangan ilmu pengetahuan di setiap wilayah di Indonesia. (AFS)