MATARAM – Hasil autopsi terhadap pekerja migran Indonesia (PMI) yang meninggal perkebunan kelapa sawit di Malaysia, Gafur (40), menunjukkan adanya luka tembak di bagian dada.
Diketahui, PMI asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu meninggal saat bekerja di perkebunan sawit Malaysia. Berdasarkan rilis yang disampaikan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching, autopsi terhadap korban dilakukan sejak 31 Juli 2024.
“Hasil autopsi itu menunjukan bahwa itu ada luka tembak di (bagian) dada,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB, I Gede Putu Aryadi di Mataram, Selasa (6/8/2024).
Baca Juga: WNI Diberondong Tembakan hingga Tewas di Kebun Sawit Malaysia
Gede mengatakan, Pemprov NTB telah berkoordinasi dengan KJRI Kuching Malaysia, terkait meninggalnya Gafur. “Minggu lalu kami sudah berkoordinasi langsung dengan Konjen di Serawak (Malaysia),” katanya.
Dia mengatakan saat ini pemilik kebun kelapa sawit tempat Gafur bekerja sedang mengurus proses pengiriman jenazah untuk dimakamkan di kampung halamannya di Lombok Timur. “Pemilik perkebunan akan memulangkan, itu penjelasan KJRI,” kata Gede.
Gede mengatakan pihaknya akan terus berkoordinasi dengan KJRI Kuching terkait penyelidikan kasus ini. Pihaknya berharap tersangka dapat ditemukan untuk diadili serta dijatuhi hukuman sesuai hukum yang berlaku di Malaysia. Gede mengimbau kepada warga yang akan berangkat bekerja ke luar negeri untuk berangkat sesuai prosedur.
Baca Juga: Pekerja Kelapa Sawit Tewas di Dalam Mesin Rebusan
Diberitakan sebelumnya, PMI Gafur, dikabarkan tewas di perkebunan kelapa sawit di Malaysia, dengan 20 luka tembak di tubuhnya. PMI yang berasal Desa Waringin, Kecamatan Suralaga, Kabupaten Lombok Timur itu ditembak mati di perkebunan sawit tempatnya bekerja, di wilayah Simpang Ngu Miri, Malaysia Timur.
Kepala Desa Waringin, Asikin mengaku pertama kali mendengar kabar ini dari orangtua Gafur. Disebutkan, Gafur tewas pada Senin pagi (29/7/2024). Lalu pada malamnya, kabar itu langsung diteruskan kepada keluarga oleh kakak ipar Gafur yang juga bekerja di tempat yang sama. Sehingga kabar bisa cepat diterima.
“Keluarga melaporkan Gafur meninggal karena ditembak oleh warga lokal Malaysia atau warga pedalaman Ngu Miri,” kata Asikin. Kabar ini lalu diteruskan kepada Dinas Tenaga Kerja Lombok Timur dan Provinsi NTB.
Disnaker lalu melapor kepada BP3TKI (Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia). “BP3TKI langsung melapor ke KBRI di Malaysia, keluarga diminta menunggu informasi dari KBRI,” kata Asikin. (SDR)