JAKARTA – Tak ada penurunan ekspor produk minyak sawit ke Amerika Serikat (AS) pascapenerapan tarif tinggi di Negeri Paman Sam tersebut. Ini disebabkan sebagian besar eksportir masih menjalankan kontrak lama dengan buyer AS.
“Kalau ekspor ke AS anggota GAPKI hampir semuanya menjalankan kontrak yang sudah ada. Artinya masih menggunakan tarif lama. Memang akhirnya pengiriman semuanya diusahakan untuk dipercepat apabila barang sudah siap,” ujar Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Eddy Martono di Jakarta, Rabu (3/9/2025).
Baca Juga: Tarif Ekspor Minyak Sawit Indonesia Lebih Rendah dari Malaysia
Eddy menambahkan, hingga kini GAPKI belum menerima laporan adanya penurunan ekspor ke AS akibat penerapan tarif tersebut. “Untuk penurunan ekspor saya belum mendapatkan info dari anggota perihal ini,” katanya.
Dampak nyata dari kebijakan tarif baru tersebut, kata Eddy, kemungkinan baru akan terlihat setelah kontrak baru mulai berjalan. Dengan kontribusi sawit yang mencapai sekitar 12% dari total ekspor nonmigas Indonesia, pelaku usaha menekankan pentingnya strategi mitigasi menghadapi pasar global yang semakin protektif. (REL)