JAKARTA – Pengembangan sumber daya manusia perkebunan kelapa sawit menjadi perhatian serius Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Dengan sumber daya manusia yang unggul, komoditas sawit akan memberikan manfaat yang semakin besar bagi masyarakat. Karena itu, pengembangan sumber daya manusia (SDM) terus dilakukan secara konsisten.
Pengembangan SDM perkebunan sawit ini dilakukan melalui kerjasana antara BPDPKS dengan 13 lembaga pendidikan dan 11 lembaga pelatihan. Penandatanganan dilakukan di Jakarta pada 1 Agustus 2023. “Program ini penting untuk mewujudkan industri sawit yang berkelanjutan dan meningkatkan produktivitas,” kata Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman.
Lembaga yang bekerjasama adalah Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta, Politeknik LPP Yogyakarta, Institut Teknologi Sawit Indonesia, Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi, Politeknik Kampar, Universitas Prima Indonesia, Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor, Politeknik ATI Padang, Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan, Politeknik Aceh, Institut Pertanian Stiper, Politeknik Pembangunan Pertanian Medan, Institut Teknologi Perkebunan Pelalawan.
Sedangkan lembaga pelatihan yang bekerjasama adalah PT LPP Agro Nusantara, PT Global Scholarship Service (IPBTraining), Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY), PT Best Planter Indonesia, PT Sumberdaya Indonesia Berjaya, Balai Besar Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan PertanianCiawi, Balai Pelatihan Pertanian Jambi, PT Citra Widya Education, PT Forestcitra Sejahtera (Mutu Institute), PT Iskol Agridaya Internasional, PT Daya Guna Lestari.
Sebanyak 13 lembaga pendidikan ini mendapat dukungan pendaanan secara multiyears hingga Rp 313,9 miliar untuk program D1, D2, D3, D4 dan S1. Dukungan ini ini berupa beasiswa untuk 2.000 mahasiswa. Sedangkan lembaga pelatihan mendapatkan pendanaan sebesar Rp 46,5 miliar untuk 3.241 orang peserta pelatihan.
Eddy Abdurrachman mengatakan pengembangan SDM perkebunan sawit merupakan tonggak utama mewujudkan sawit yang berkelanjutan sehingga menjadi program dan rencana strategis BPDPKS. Sektor lain yang menjadi perhatian BPDPKS adalah peremajaan sawit rakyat, bantuan sarana dan prasarana. Sedangkan di sektor hilir adalah program penelitian dan pengembangan, program biodiesel dan promosi serta advokasi kelapa sawit.
Untuk pengembangan SDM perkebunan sawit, pemerintah melalui BPDPKS telah melakukan dua program yaitu Pendidikan dan Pelatihan. Program pendidikan dalam bentuk beasiswa dilakukan sejak 2016 melalui kerjsama dengan INSTIPER, Politeknik Kelapa Sawit CWE dan LPP untuk program D1 dan D3.
Program pendidikan ini kemudian berkembang semakin baik, di mana pada 2019 mulai dibuka program pendidikan D4 dan tahun 2022 dibuka program S1 terapan. Sejak tahun 2023, jumlah lembaga pendidikan yang bekerjsama bertambah menjadi 13 lembaga pendidikan.
Sedangkan program pelatihan dimulai sejak tahun 2015 bagi petani sawit, guru dan siswa pertanian/perkebunan sawit yang bekerjasaama dengan Asosisasi Perkebunan Kelapa Sawit dan Lembaga pendidikan dan pelatihan. Sejak tahun 2021 program ini mencakup 17 jenis pelatihan. Pada tahun 2023 lembaga pelatihan yang bekerjasama mencapai 11 lembaga.
Menurut Eddy Abdurrachman, realisasi penyaluran dana pengembangan SDM perkebunan telah mencapai Rp 365 Milyar. “Nilai realisasi penyaluran dana ini naik cukup signifikan setiap tahun,” katanya. Padahal, pada 2022 realisasi penyaluran sebesar Rp 97,6 miliar dan tahun 2021 Rp 67,4 miliar. Jumlah penerima manfaat sampai tahun 2023 sebanyak 12.496 orang peserta pelatihan dan 4.265 penerima beasiswa.
“BPDPKS berkomitmen terus mendukung program pemerintah meningkatkan keterampilan dan pengetahuan serta kompetensi SDM perkebunan sawit,” katanya. (PEN)