JAKARTA – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kepala Sawit (BPDPKS) mengucurkan anggaran penelitian senilai Rp12,3 miliar kepada Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Anggaran tersebut untuk membiayai lima judul penelitian. Dengan dana sebesar itu menjadikan Kampus Teknologi tersebut sebagai peraih pendanaan terbanyak dari program Grant Riset Sawit (GRS) 2023 yang digagas oleh BPDPKS.
Wakil Rektor IV Bidang Riset, Inovasi, Kerjasama, dan Kealumnian ITS Bambang Pramujati memaparkan, GRS 2023 merupakan program penelitian dan pengembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Ajang tahunan ini menantang para peneliti dari berbagai institusi untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan industri kelapa sawit nasional.
Dosen Departemen Teknik Mesin ITS ini mengungkapkan bahwa ITS telah meraih pendanaan dari program ini pada tahun sebelumnya, yang menunjukkan komitmen mereka dalam pengembangan riset. Kini, pada 2023, ITS membuktikan diri dengan meraih pendanaan penelitian unggul dalam tiga bidang pengembangan yang berbeda, yaitu budidaya, lahan atau bibit, dan pascapanen atau pengolahan.
Dengan tersebarnya penelitian ini di berbagai bidang, alokasi dana penelitian juga mencakup investasi dalam alat penunjang riset yang sangat dibutuhkan. Dana yang berlaku dari September 2023 hingga September 2025 juga disisihkan untuk mendukung operasional institusi secara keseluruhan. “Penggunaan dana disesuaikan dengan kebutuhan peneliti dan institusi, menciptakan peluang untuk pertumbuhan lebih lanjut dalam dunia riset di ITS,” tegas Bambang seperti dikutip dari its.ac.id.
Di lain sisi, Direktur Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITS Fadlilatul Taufany menambahkan, dalam konteks penelitian yang dijalankan, peneliti wajib memastikan pemenuhan berbagai luaran penting. Laporan penelitian yang komprehensif harus mencakup berbagai aspek, antara lain rekayasa sosial atau produk yang siap diaplikasikan, rekomendasi kebijakan pemerintah, temuan ilmiah yang prospektif, dan penelitian berkelanjutan.
Semua iuaran ini memiliki peran krusial dalam pengembangan industri kelapa sawit nasional, mulai dari aspek hulu hingga hilir. Taufany juga mengungkapkan harapannya bahwa para peneliti akan mampu menyelesaikan penelitian mereka dengan memberikan luaran sesuai dengan yang dijanjikan. “Kami bertekad penuh, untuk mendukung pertumbuhan sektor ini,” ujar Taufany.
Di luar itu, ITS tidak hanya membatasi peran mereka dalam pengajuan proposal. Mereka juga turut mendampingi peneliti dengan penuh dedikasi melalui berbagai kegiatan seperti lokakarya dan sesi berbagi pengalaman dalam penyusunan proposal, yang melibatkan kehadiran dewan pengarah GRS 2023 Didiek Hadjar Goenadi.
Hal tersebut menunjukkan komitmen ITS dalam mendorong penelitian yang berkualitas, serta memberikan peluang lebih besar bagi proyek penelitian yang berpotensi untuk berkembang lebih. Kesuksesan ini juga mencerminkan kolaborasi yang kuat antara peneliti dan lembaga pendukungnya dalam mencapai capaian yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
ITS memiliki harapan besar akan kesuksesan penelitian yang sangat mempengaruhi perkembangan industri kelapa sawit di Indonesia. Dengan luaran yang terukur, ITS percaya bahwa penelitian ini akan menjadi tonggak penting dalam upaya memajukan sektor kelapa sawit secara berkelanjutan, sejalan dengan visi pengembangan dari hulu hingga hilir. (SDR)