JAKARTA – Sudah mengoleksi saham emiten sawit apa saja teman-teman semua? Jika pekan lalu kita membahas PER (price earning ratio) beberapa emiten sawit, kali ini kita fokus pada pergerakan saham satu emiten, yaitu Cisadane Sawit Raya (CSRA). Bagaimana prospeknya?
Tim analis saham SawitKita menganalisis menggunakan tiga pendekatan. Yaitu analisis kinerja operasional, keuangan, dan kinerja saham. Dari tiga pisau analisis tersebut, teman-teman investor bisa menilai apakah saham CSRA layak dikoleksi. Kalau ya, untuk jangka pendek, menengah, atau panjang.
Hingga kuartal ketiga tahun 2023, CSRA mencatat kenaikan produksi. Per September, CSRA sudah memproduksi CPO sebanyak 35.900 ton. Jumlah ini naik 31% jika dibandingkan produksi CPO di periode yang sama tahun 2022 yang sebesar 27.400 ton.
“Dengan beroperasinya pabrik baru kami, produksi CPO pada sisa kuartal tahun ini akan meningkat,” kata Iqbal Prastowo, Corporate Secretary CSRA seperti dikutip dalam laman RTI.
Sementara itu, kinerja finansial CSRA hingga semester pertama tahun ini, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2022. Pada semester I tahun ini, penjualan CSRA sebesar Rp 377,2 miliar atau turun 27,7% dibandingkan semester I tahun 2022 yang sebesar Rp 521,54 miliar. Penurunan tersebut disebabkan ole menurunnya produksi internal di tengah turunnya harga jual rata-rata CPO perusahaan. Laba bruto pada semester I 2023 tercatat menurun 48,6% menjadi Rp 179,46 miliar dari Rp 349, 12 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Meskipun kinerja keuangan CSRA belum menggembirakan, namun harga saham perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih relatif murah. Ini bisa dilihat dari PER CSRA yaitu 10,17 atau lebih rendah dibandingkan PER rata-rata emiten sawit.
Harga saham CSRA pada penutupan akhir pekan lalu (27/10) adalah Rp 488 atau turun 1,61% dibandingkan hari sebelumnya. Pada Agustus 2023, harga saham CSRA masih berada di kisaran Rp 500 per saham dan pada Juli 2023 sempat menyentuh level Rp 900an.
Bagaimana, tertarik dengan saham CSRA? Silakan dikaji lebih dalam sebelum berinvestasi. (LIA)