JAKARTA – Pencurian tandan buah segar (TBS) sawit semakin merasahkan petani kelapa sawit di Kabupaten Seruyan dan Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Pencurian tidak hanya terjadi di kebun milik perusahaan, namun juga di kebun milik masyarakat.
“Kebun saya di Palantaran, Cempaga Hulu hampir setiap bulan mengalami pencurian buah,” kata JMT Pandiangan, petani sawit di Campaga Hulu, Kotawaringin Timur seperti dikutip Antara pada 2 Desember 2023.
Menurut Pandiangan, setiap bulan tidak kurang dari enam ton tandan buah segar sawit dicuri dari kebun miliknya dengan kerugian mencapai puluhan juta rupiah. Yang paling membuat dia khawatir, pencurian ini makin marak dan mengarah pada penjarahan.
Dia mengatakan penjarahan ini sebenarnya terjadi sejak tiga tahun lalu. Tapi, penjarahan makin marak menjelang akhir tahun seperti ini. Akibatnya pendapatan petani anjlok dan mengancam keberlanjutan produksi TBS sawit. Apalagi mereka juga merusak pohon, karena yang diambil itu buah belum matang, kerugiannya jauh lebih besar.
“Kami minta aparat tegas. Petani sudah resah dan pendapatan mereka jelas semakin berkurang. Kalau ini dibiarkan, kasihan nasib petani masyarakat yang mengelola kebun,” katanya.
Ketua DPD LIRA Seruyan Afner Juliwarno membenarkan keluhan petani sawit di daerahnya. Kata dia, gerombolan pencuri sawit saat ini seperti wabah, karena sudah dilakukan ratusan bahkan ribuan orang.
“Yang mencuri itu ribuan orang. Mencurinya siang hari. Pencurian massal ini. Sekarang banyak juga kebun masyarakat yang dicuri. Mereka babat kebun masyarakat kalau kebun perusahaan diperketat,” katanya. Para pencuri ini rata-rata bukan masyarakat di sekitar kebun sawit namun, dari wilayah luar kecamatan bahkan di luar Kabupaten Seruyan.
Afner berharap aparat hukum tidak hanya menangkap para pencuri sawit, tapi juga menangkap penadahnya. Sebab mereka yang menampung TBS-TBS hasil curian. “Jangan hanya pencurinya juga termasuk pengedar narkoba. Mereka biang keroknya,” katanya. (NYT)