JAKARTA – Peremajaan sawit rakyat (PSR menjadi salah satu fokus PalmCo. Perusahaan perkebunan milik negara yang berada di bawah naungan Holding Perkebunan Nusantara Group ini akan mengakselerasi peremajaan sawit rakyat (PSR) di Kalimantan Barat.
“Kami akan menerapkan empat program unggulan yang berhasil diterapkan dalam mengaselerasi PSR di PTPN V,” kata Direktur Utama PalmCo, Jatmiko Santosa dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (15/12/2023).
Program pertama, kata Jatmiko, kemitraan dengan pola manajemen tunggal atau single management. Pola ini menjadi kunci sukses program PSR yang dilaksanakan di berbagai kabupaten di Riau.
Pola ini juga mengusung standar tinggi perusahaan. Mulai dari penumbangan sawit renta, pemanfaatan bibit sawit unggul bersertifikat, proses penanaman, pemupukan, hingga pemeliharaan untuk diterapkan di areal peremajaan sawit masyarakat.
“Dengan begitu, masyarakat akan memiliki perkebunan sawit dengan produktivitas tinggi dan memangkas ketimpangan produktivitas petani dan perusahaan seperti yang selama ini jamak terjadi,” ujarnya.
Pendekatan tersebut kian lengkap dengan pola off taker atau pendampingan perusahaan kepada petani selama proses peremajaan sawit berlangsung. Salah satu wujud pola tersebut adalah skema cash for works untuk para petani mitra sehingga para petani tetap mendapatkan penghasilan selama peremajaan berlangsung.
“Selanjutnya, kami dari PalmCo juga menawarkan program penyediaan bibit sawit unggul bersertifikat. Tidak dipungkiri begitu banyak bibit sawit ilegitim yang menghantui para petani dalam melaksanakan PSR. Padahal bibit sawit memiliki peran penting untuk 25-30 tahun mendatang,” ujar Jatmiko menjelaskan.
Selain itu, Jatmiko juga menyatakan PalmCo siap memberikan pelatihan kepada para petani. Pelatihan tersebut diharapkan menjadi solusi untuk meningkatkan skills dan pengetahuan petani dalam mewujudkan perkebunan berkelanjutan.
Untuk tahap awal, ia memprioritaskan penyediaan bibit sawit unggul bersertifikat dan pelatihan untuk para petani untuk segera disinergikan bersama Asosiasi Petani Kelapa Sawit Inti Rakyat (Aspekpir). “Salah satu fokus utama PalmCo adalah PSR. Insya Allah akan segera kami wujudkan bersama dengan teman-teman Aspekpir di Kalimantan,” kata Jatmiko.
Ketua Aspekpir Kalimantan Barat, YS Marjitan, menyatakan kehadiran PalmCo memberikan harapan bagi petani sawit di Kalbar. Ia mendukung rencana PalmCo memperkuat petani sawit melalui peremajaan sawit renta.
“Pada akhirnya kami yakin program ini menjadi jawaban ketimpangan produktivitas petani dan perusahaan dan secara tidak langsung akan membantu meningkatkan ekonomi petani,” urainya.
Kementerian BUMN dan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) baru-baru ini membentuk Subholding PalmCo. PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V, VI dan XIII digabung ke dalam PTPN IV sebagai entitas bertahan dan pemisahan tidak murni aset dan liabilitas PTPN III (Persero) ke dalam PTPN IV. (SDR)