JAKARTA – Dalam dunia pertanian masa kini, kita mengenal beberapa jenis pupuk seperti pupuk kimia, pupuk organik dan yang paling mutakhir pupuk biologi atau hayati (biofertilizer). Masing-masing jenis pupuk tentu memiliki kegunaan yang berbeda meskipun pada dasanrya untuk kesuburan tanah dan tanaman. Tujuannya agar hasil pertanian melimpah dan kondisi tanah tetap lestari dan subur.
Karena setiap pupuk memiliki perbedaan dan kegunaan, sudah sewajarnya kita mengenal definisi masing-masing pupuk, termasuk asal-usulnya dan kegunaannya. Cara ini bertujuan agar tidak salah pakai yang berakibat tidak baik untuk tanaman. Untuk jelasnya, mari kita kenali satu persatu apa itu pupuk kimia, pupuk organik, dan pupuk biologi.
Pupuk Kimia
Jenis pupuk ini yang paling banyak dikenal oleh masyarakat karena sifatnya yang praktis dan mudah didapatkan. Tinggal beli di toko. Sesuai namanya, pupuk kimia adalah pupuk yang dibuat melalui proses kimia atau buatan. Beberapa jenis pupuk kimia yang cukup popular di kalangan petani antara lain Urea dan ZA (untuk hara N); pupuk TSP, DSP, dan ZA (untuk hara P): dan KCL atau MOP (untuk hara K). Pupuk kimia ini dikenal sebagai pupuk kimia tunggal karena hanya memiliki satu jenis hara.
Nah, kalau pupuk kimia majemuk biasanya dibuat dengan mencampurkan pupuk-pupuk tunggal sehingga komposisi haranya bisa bermacam-macam tergantung produsen dan komoditasnya.
Pupuk Organik
Pupuk organik terbuat dari bahan-bahan organik (alami) seperti pupuk kendang, kompos, jerami, sabut kelapa, limbah ternak, limah industri seperti tahu, tempe, dan gula, bagas tebu, sampai tongkol jagung. Ada pula pupuk organik yang diolah di pabrik yang terbuat dari tepung darah, tepung tulang, dan tepung ikan. Bagi sebagian orang pupuk yang ditambang dari alam seperti dolomite, fosfat alam, kiserit, dan abu digolongkan sebagai pupuk organik.
Pupuk organik memiliki kandungan hara yang lengkap dan senyawa seperti asam humik, asam fulfat, dan senyawa organik lainnya. Tapi, yang perlu diingat kandungan hara di pupuk organik biasanya rendah. Berapa pun besarnya unsur hara pada pupuk organik, tetap saja bermanfaat karena menjadi nutrisi bagi tanaman. Bentuk pupuk organik bisa padat dan cair yang berfungsi menyuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, biologi tanah.
Pupuk Hayati
Pupuk hayati disebut juga pupuk biologi (Biofertilizer). Pupuk ini tidak mengandung hara, tidak juga mengandung N, P, dan K. Tapi, pupuk hayati kaya dengan berbagai macam mikroorganisme yang berfungsi menambat N dari udara, ada mikroba yang melarutkan hara (terutama P dan K) dan mikroba lainnya yang merangsang pertumbuhan tanaman. Mikroba penabat N ada yang bersimbiosis dengan tanaman dan ada juga yang bebas. Sedangkan mikroba pelarut fosfat berperan memperkaya fosfat alam.
Biofertilizer berperan sebagai soil generator dan penyedia nutrisi tanaman serta penyubur tanah. Pupuk hayati berfungsi membantu meningkatkan efektivitas penyerapan pupuk kimia agar biasa pemupukan efisien. Pupuk kimia yang tidak terserap akan menjadi residu yang dapat merugikan tanaman. Dengan pupuk hayati, penyerapan pupuk kimia menjadi lebih baik sehingga residu pupuk bisa ditekan untuk mencegah kerusakan tanah. (NYT)