JAKARTA – Presiden terpilih periode 2024—2029 Prabowo Subianto punya ambisi besar untuk mewujudkan bahan bakar ramah lingkungan biodiesel 100 (B100) di Indonesia. Menteri Pertahanan yang akan menjabat sebagai Presiden pada Oktober mendatang ini ingin Indonesia tak lagi mengimpor solar, dan mengembangkan bahan bakar ramah lingkungan dari sumber yang ada di dalam negeri.
Namun nampaknya ambisi ini akan menemui jalan terjal. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif merespons rencana besar Prabowo ini. Dia mengatakan, sejauh ini pengembangan biodiesel di Indonesia masih mentok di B35.
Pihaknya masih fokus untuk mengejar biodiesel 40% atau B40 dalam waktu dekat ini. “Kita kan baru saja dari B30, B35, ini sekarang mau ke B40 nih. Mudah-mudahan tahun depan bisa ke B40. Kita sudah siap dengan B40, sudah tes segala macam,” kata Arifin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (16/5/2024).
Ketika ditanya kemungkinan apakah B100 bisa diterapkan di Indonesia, dia tak mau menjawab bisa atau tidak. Dia cuma mengatakan untuk merealisasikan hal itu cukup panjang prosesnya. Butuh penelitian laboratorium, sederet uji coba, dan sebagainya. “Eh untuk itu kita harus melakukan penelitian dari laboratorium kemudian demonstrasinya,” kata Arifin.
Lebih lanjut, pemerintah juga harus melihat ketersediaan material di pasar. “Kan kita harus dengan setiap ada peningkatan-peningkatan itu lalu kita lihat dari balance kesediaan material dan pasar,” sebut Arifin.
Pada dasarnya, Arifin mengatakan sumber-sumber energi bersih di dalam negeri memang harus dimanfaatkan dengan baik untuk mengamankan kebutuhan energi nasional. Hal ini dilakukan agar Indonesia tidak bergantung dengan energi fosil, apalagi yang diimpor dari luar negeri.
“Iya memang kita harus pakai sumber apa yang ada di kita. Kita manfaatkan supaya kita tidak tergantung dan bisa mengamankan kebutuhan energi,” ujar Arifin.
Sebelumnya, Prabowo percaya Indonesia bisa swasembada energi terbarukan di masa depan. Energi terbarukan itu diproduksi dari tanaman seperti tebu dan singkong yang bisa menghasilkan etanol yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan pengganti bensin.
“Kita nanti green energy dan kita akan swasembada energi bensin, dari mana? Dari etanol, etanol dari mana? Dari tebu dan singkong,” kata Prabowo dalam orasi ilmiah saat Wisuda Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) di Bandung, Jawa Barat, dikutip dari Antara, Kamis (29/2/2024) lalu.
Lebih lanjut, dia menyampaikan dalam beberapa tahun ke depan, Indonesia mampu mengubah BBM jenis biodiesel seluruhnya berbahan baku dari kelapa sawit yang bertujuan untuk menghentikan impor bahan bakar dari luar negeri.
“Kita sudah bisa bikin B100. Artinya biodiesel dari kelapa sawit 100%. Bisa kita bayangkan nggak? Kita tidak akan impor lagi solar dari luar negeri, karena kita punya produksi kelapa sawit sekarang 52 juta ton,” sambungnya lagi. (ANG)