BANJARBARU – Pemanfaatan biochar atau arang aktif dari tandan kosong (tankos) sawit diyakini bisa menekan penggunaan pupuk kimia di dalam budidaya perkebunan kelapa sawit. Sebab keberadaan tankos sebagai bahan bakunya sangat melimpah.
Hal itu dikatakan Analisis Senior Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK) Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Anwar Sadat pada acara Praktik Pembuatan Biochar Dari Tandan Kosong Sebagai Pembenah Tanah dan Produk Bernilai Ekonomis Skala UKMK di Desa Cinta Puri, Kecamatan Cinta Puri Darussalam, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Kamis (16/10/2025).
“Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi petani karena memberikan solusi bagi petani menjawab tantangan di perkebunan kelapa sawit. Yakni tantangan biaya produksi yang semakin meningkat terutama pengadaan pupuk dan produktivitas kebun yang stagnan,” tuturnya.
Baca Juga: Aspekpir Ubah Limbah Sawit Jadi Biochar
Anwar berharap, biochar dapat dibuat langsung oleh petani dengan implementasi yang sesuai. Sehingga kondisi tanah kebun kelapa sawit petani semakin bagus sehingga penyerapan pupuk menjadi lebih baik.
“Seharusnya ini akan sangat mudah dibuat oleh petani. Sebab bahan baku melimpah. Dari itung-itungan saya ada sekitar 40 juta ton tankos yang dapat dimanfaatkan setiap harinya di Indonesia,” paparnya.
“Ini juga peluang usaha bagi petani yang dapat memproduksi biochar skala UKMK. Artinya ada nilai ekonomis dari produk tersebut. Sehingga kebun kelapa sawit berkelanjutan dan petani semakin sejahtera dengan penghasilan alternatif lain,” sambungnya.
Baca Juga: Pemanfaatan Biochar dari Tankos Sawit Tekan Penggunaan Pupuk Kimia
Anwar Sadat mengatakan BPDP terus mendukung keberlanjutan sawit di Indonesia, terutama sawit yang bisa diproduksi dalam skala UMKM. Biochar dari tandang kosong sawit ini merupakan limbah sawit yang bisa dimanfaatkan oleh para petani sawit untuk menyehatkan tanah yang ditanami sawit atau tanaman lainnya.
Biochar yang selama ini sudah dibuat Aspekpir bisa dipamerkan dengan difasilitasi oleh BPDP. Harapannya dengan pameran tersebut akan ada perusahaan atau negara lain yang berminat untuk membeli Biochar yang diproduksi Aspekpir.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) Roy Asnawie mengatakan limbah sawit memberikan manfaat kepada manusia. Salah satunya adalah tandan kosong sawit yang bisa diubah menjadi Biochar atau arang aktif yang berfungsi sebagai pembenah tanah.
Baca Juga: Biochar dari Tankos Sawit Bisa Dijadikan Peluang Usaha dan Alternatif Pupuk Organik
Perlu diketahui bahwa tanah pertanian dan perkebunan kita saat ini sudah banyak yg rusak karena pemberian pupuk kimia yang berlebihan. Karena itu tanah yang rusak tersebut harus disehatkan kembali dengan menggunakan biochar yang dihasilkan dari tandan kosong sawit. “Tak hanya untuk tanaman sawit, Biochar ini juga bisa digunakan untuk tanaman pangan maupun hortikultura,” kata Roy Asnawie.
Dia mengatakan tankos selama ini dimanfaatkan petani sebagai pupuk organik. “Kita yakin petani sudah sangat familiar dengan tankos, di mana selama ini dalam pemanfaatannya petani hanya menumpuk tankos tersebut di tanaman agar menjadi pupuk organik. Padahal ada inovasi lain yang bagus untuk memaksimalkan pemanfaatan tankos itu,” jelasnya.
Kepala Bidang Perijinan Dinas Pertanian Kabupaten Banjar Abdul Basit mengatakan momen ini sangat mahal karena memberikan ilmu berkebun sawit. Karena itu para petani yang menjadi peserta harus memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerap ilmunya agar nantinya bisa diterapkan.
“Ini akan mengurangi ketergantungan penggunaan pupuk kimia. Apalagi saat ini harga pupuk kimia sangat mahal,” kata Abdul Basit.
Perlu diketahui tahun ini Kabupaten Banjar ditarget untuk mencetak sawah baru seluas 3.000 hektare (ha). Perluasan lahan sawah ini tentu saja membutuhkan pupuk kimia yang sangat banyak. Karena itu petani sawit hendaknya bisa mengoptimalkan limbah sawit menjadi pupuk.
Untuk pembuatan biochar ini, kata Abdul Basit, di daerah ini ada pabrik kelapa sawit milik PT Palmina. Pengurus KUD maupun pihak kecamatan ataupun desa bisa berkoordinasi dengan PT Palmina untuk mendapatkan tandan kosong sawit sebagai bahan baku pembuatan biochar.
Dia mengatakan kegiatan ini sangat mendukung perkebunan berkelanjutan di Kabupaten Banjar. “Ini akan sangat mendukung petani dalam pemeliharaan kebun kelapa sawitnya. Apalagi didukung oleh BPDP yang memiliki banyak program untuk perkebunan kelapa sawit,” terangnya.
Saat ini, katanya, pupuk kimia sangat mahal. Inovasi pembuatan biochar dari tankos sawit ini dapat membantu petani dalam menghadapi problem mahalnya harga pupuk kimia.
Roy Asnawie mengatakan kegiatan yang berkolaborasi dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan pengalaman petani khususnya dalam pemanfaatan limbah tandan kosong (tankos) sawit. “Alhamdulillah kegiatan yang didukung BPDP ini sangat antusias diikuti petani,” ujarnya.
Ketua Aspekpir Kalimantan Selatan Jayadi mengajak kepada para peserta pelatihan agar mempraktikkan pelatihan ini dengan membuat Biochar secara mandiri. “Ini adalah ilmu yang sangat bermanfaat sebaiknya diaplikasikan. Sayang kalau tidak dipraktekkan,” katanya.
Kegiatan ini, Aspekpir menggandeng akademisi dan praktisi yakni M Mirza Arif Zainal dari Yayasan Agathis Dammara Karbon, dan praktisi biochar Arif Firmansyah yang juga Direktur PT Perfekta Lintas Semesta. (SDR)