PANGKALAN BUN – PT Astra Agro Lestari (AALI) pada kuartal III/2025 mengantongi laba bersih sebesar Rp1,07 triliun. Laba bersih tersebut meningkat sekitar 33,6% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY) yang tercatat sebesar Rp801,2 miliar.
Berdasarkan laporan keuangannya, pendapatan bersih Astra Agro juga mengalami kenaikan sekitar 35,8% menjadi Rp22,11 triliun dari sebelumnya Rp16,28 triliun. Presiden Direktur Astra Agro Djap Tet Fa mengatakan, kenaikan kinerja keuangan itu disumbang oleh peningkatan produksi dan kenaikan harga crude palm oil (CPO).
“Penyebab utamanya memang ada dua, satu memang ada peningkatan produksi dibanding tahun lalu. Total produksi kita naik sekitar 8% dan juga ada kenaikan harga,” ujarnya dalam acara Talk to The CEO di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Jumat malam (30/10/2025).
Baca Juga: Astra Agro Tebar Dividen Rp515,8 Miliar
Kenaikan harga, lanjutnya, menjadi faktor yang tidak bisa dikontrol perusahaan. Tahun ini, terjadi peningkatan karena naiknya permintaan biodiesel. “Tapi bagaimana 2026 selanjutnya, ya kita enggak tahu juga. Jadi agak susah kalau ditanya bagaimana proyeksi,” sambungnya.
Atas dasar itu, AALI belum bisa mengungkapkan target untuk sepanjang tahun ini dan tahun depan. Menurut Tet Fa, ada tiga faktor yang perlu diperhatikan ke depan.
Pertama bagaimana permintaan dan penawaran di pasar. Faktor pertama ini berpengaruh terhadap naik turunnya harga. Sementara yang kedua adalah kompetisi dengan minyak nabati dunia lainnya.
Baca Juga: Astra Agro Lestari Cetak Laba Bersih Rp1,14 Triliun
“Apa itu kompetisi ya tadi, soybean, sunflower, dan minyak dunia lainnya. Kalau misalnya kompetisi misalnya ini tiba-tiba harga soybean menjadi mahal sekali, otomatis orang akan lari kepada yang murah kan. Negara seperti China, India, Pakistan, Bangladesh, mereka adalah price sensitive,” jelasnya.
Terakhir adalah kondisi geopolitik dan perang. Ia mencontohkan dampak dari perang Rusia-Ukraina sebelumnya terhadap harga minyak. “Itu bisa akan membuat sentimen bisa bergerak. Jadi secara fundamental saya kira tiga hal itu,” tutur Djap Tet Fa. (SDR)

