JAKARTA – Presiden terpilih Prabowo Subianto memberikan perhatian khusus pada pemakaian energi baru terbarukan. Salah satunya yakni pencampuran bahan bakar nabati (BBN) biodiesel dengan bahan bakar minyak (BBM).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mendapat tugas khusus untuk merealisasikannya. “Di bawah kepemimpinan Presiden RI Terpilih 2024/2029 Prabowo Subianto nantinya akan meningkatkan penggunaan campuran Bahan Bakar Nabati (BBN) jenis biodiesel pada Bahan Bakar Minyak (BBM),” ujar Balil di Jakarta, Rabu (11/9/2024).
Saat ini, kata Bahlil, Indonesia sudah menerapkan mandatori penggunaan biodiesel dengan campuran Fatty Acid Methyl Esters (FAME) sebesar 35% atau B35 pada BBM Solar. Bahlil menyebut, ke depannya Prabowo akan mendorong penggunaan biodiesel hingga B40, dan bahkan hingga B50.
Baca Juga: Biar Riset Sawit Aplikatif, Ini yang Dilakukan BPDPKS
“Saya juga menyampaikan bahwa kita sudah harus meningkatkan peningkatan pemakaian kita pada energi baru terbarukan. Sekarang kita sudah mengenal B35, B40, ke depan kita dorong menjadi B50. Ini salah satu program daripada Pak Prabowo,” jelas Bahlil.
Kementerian ESDM saat ini tengah melakukan persiapan pelaksanaan mandatori biodiesel 40% (B40), yang ditargetkan akan dilaksanakan mulai 1 Januari 2025. Hal tersebut menyusul permintaan dari Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat memberikan arahan pada rapat pimpinan (Rapim) di lingkungan Kementerian ESDM, Selasa (20/8/2024).
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi membeberkan, selain meminta percepatan penyelesaian Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Energi Terbarukan (RUU EB-ET), Bahlil juga minta agar pengembangan bioenergi dapat menjadi prioritas.
Baca Juga: Lembaga Ini Sebar Ratusan Miliar Beasiswa, Kuotanya 3.000 Orang
Eniya mengatakan program mandatori biodiesel yang saat ini baru 35% (B35) ditargetkan dapat digenjot tidak hanya sebatas pada B50, tapi bahkan hingga B60. “Bioenergi akan menjadi prioritas juga. Kita lagi mempersiapkan B40 untuk mandatori ya. Mandatori nanti saya keluarkan Insya Allah ini sudah settle di 1 Januari 2025,” kata Eniya usai Rapim di Gedung Kementerian ESDM, beberapa waktu lalu.
Menurut Eniya, untuk menuju ke B40 setidaknya terdapat beberapa persiapan yang harus dilakukan oleh industri. Mulai dari mempersiapkan pelabuhannya, pengirimannya, dan logistik. “Industri harus mempersiapkan ini, investasi akan butuh modal juga. Nah ini kita kasih waktu untuk persiapan sampai dengan Desember,” katanya.
Seperti diketahui, setelah sukses menjalankan program B30 yakni campuran antara 30% FAME dan 70% BBM jenis Solar, pemerintah juga telah merilis program B35 sejak 1 Februari 2023 dengan alokasi mencapai 13,15 juta Kilo Liter (KL) per tahun. (ANG)