PEKANBARU – PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V membuat lompatan signifikan dan inovasi dengan memanfaatkan teknologi untuk pengelolaan perkebunan kelapa sawit maupun operasional perusahaan. Setelah menerapkan sistem manajemen berbasis ERP (Enterprises Resource Planning), demplot pemupukan berbasis satelit, pengembangan aplikasi e-Panen, dan digital block score card untuk pengyajian data tanaman sawit per blok sejak empat tahun lalu, kini PTPN V mulai menyiapkan pesawat tanpa awak alias drone.
Drone digunakan untuk pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan pemupukan di area perkebunan sawit. Ujicoba drone sudah dilakukan sejak awal 2023 dan digunakan secara efektif dalam satu bulan terakhir. “Insya Allah, tahun ini pemanfaatan teknologi kita perluas ke areal produksi perkebunan sawit melalui pemanfaatan drone,” kata Chief Executive Officer PTPN V, Jatmiko Santosa di Pekanbaru pada 30 Maret 2023.
Pesawat nirawak yang dioperasikan memiliki ukuran cukup besar: sekitar satu meter dengan kapasitas angkut larutan untuk penyemprotan mencapai 16 liter. Drone ini sudah digunakan dalam ujicoba di salah satu unit kebun Sei Garo. Terbukti alat ini bekerja cukup efektif dan efisien. Selain memiliki daya jangkau cukup luas, pemanfaatan drone ini menguntungkan dari aspek kesehatan. “Karyawan bisa terhindar dari paparan bahan kimia berbahaya kandungan zat cair pengendali OPT,” katanya.
Selama ini penyemprotan secara manual memiliki risiko terhadap kesehatan pekerja. Aplikasi pestisida secara manual terbukti meninggalkan residu meskipun pekerja sudah menggunakan alat pelindung diri dan standard kerja sesuai SOP dan IK. Penggunaan drone untuk menyemprot tanaman sawit tentu lebih aman bagi manusia dan lingkungan karena cakupan yang terukur dan dapat dipantau berdasarkan data.
Menurut SEVP Operation PTPN V Ospin Sembiring, implementasi teknologi drone sprayer ini merupakan bagian dari implementasi Best Management Practice (BMP). “Keselamatan dan kesehatan pekerja merupakan fokus prioritas kami,” katanya. Teknologi drone spraying ini menjadi langkah lanjutan dalam pemanfaatan drone dalam pengelolaan perkebunan.
Sebelumnya, anak perusahaan Holdings Perkebunan ini sudah memanfaatkan drone untuk memetakan jumlah tegakan pokok dalam satu areal di seluruh unit perkebunan perusahaan. PTPN V juga memanfaatkan drone geospasial dalam fungsi pemetaan presisi serta membangun dan mengembangkan control room yang terhubung dengan seluruh pabrik di PTPN V. Saat ini, digitalisasi terus dilakukan yang mencakup produksi pemasaran dan keuangan. “Tidak ada jalan lain kecuali kita harus bergerak menuju era idustri 4.0,” katanya. (AT)