JAKARTA – Bibit unggul merupakan kunci utama dalam membangun perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan dan produktif. Hal ini dikarenakan penggunaan bibit unggul berkualitas tinggi dalam industri kelapa sawit menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan perkebunan, khususnya di Indonesia sebagai produsen utama minyak sawit (crude palm oil/CPO).
“Sebagai salah satu produsen bibit sawit unggul di Indonesia, kami terus berupaya dan berinovasi untuk menghasilkan bibit sawit unggul dengan taksiran produktivitas tinggi agar produksi perkebunan kelapa sawit petani juga turut melambung tinggi,” kata Direktur Utama PT ASD-Bakrie Oil Palm Seed, Andi W Setianto dikutip Senin (23/12/2024).
Meskipun telah terbukti meningkatkan hasil produksi, bibit sawit unggul ternyata masih belum banyak diadopsi oleh sebagian besar petani sawit. Andi menilai jika masih banyak petani yang menggunakan bibit asalan bahkan tidak bersertifikat dengan harga murah namun risiko hasil panennya juga tidak optimal.
Baca Juga: Petani Banyak Lakukan Replanting, Harga Bibit Sawit Meningkat
Padahal, penggunaan bibit bersertifikat terbukti mampu meningkatkan produksi minyak sawit hingga lebih dari dua kali lipat. Andi menjelaskan, apabila petani menggunakan bibit sawit unggul, maka produktivitasnya bisa mencapai 5-6 ton CPO per hektare per tahun.
“Saat ini rata-rata produktivitas petani hanya bercokol di angka 2 ton CPO per hektare per tahun. Hal ini sangat disayangkan lantaran pengembangan perkebunan kelapa sawit membutuhkan waktu yang panjang,” kata Andi.
Baca Juga: PalmCo Targetkan Petani Serap 2,1 Juta Bibit Sawit Unggul
Peningkatan produktivitas tersebut menurut Andi tidak hanya memerlukan perluasan lahan semata, namun cukup dengan intensifikasi melalui pemanfaatan bibit sawit unggul. “Saat ini, luas lahan sawit di Indonesia mencapai sekitar 16-17 juta hektare dengan sekitar 42% di antaranya dikelola oleh petani sawit. Apabila mereka (petani) bisa memanfaatkan bibit unggul, maka produktivitas secara keseluruhan akan meningkat tanpa harus membuka lahan baru,” ucap dia.
Lebih lanjut, dengan bibit yang baik, Andi menilai jika produktivitas sawit bisa mencapai target 40 ton TBS (tandan buah segar) per tahunnya dengan rendemen minyak yang tinggi sekitar 25%. Angka tersebut tak pelak jauh di atas rata-rata perkebunan sawit dengan bibit asalan yang hanya mampu mencapai produktivitas 2 -3 ton CPO per hektare per tahunnya. (ANG)