JAKARTA – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) kembali membuka program Grant Riset Sawit di 2024. Program ini untuk menjaring usulan riset sawit dari Lembaga Litbang di seluruh Indonesia.
Kepala Divisi Program Pelayanan BPDPKS Arfie Thahar menyampaikan, BPDPKS telah mengumumkan pembukaan Program Grant Riset Sawit 2024 di laman website resmi BPDPKS (https://www.bpdp.or.id/pengumuman-call-for-proposal-grant-riset-sawit-grs-2024). Call for Proposal dibuka oleh BPDPKS selama hampir tiga bulan sampai dengan 17 Maret 2024.
Dalam pengumuman tersebut, disertakan pula topik-topik riset prioritas yang harapannya dapat menjawab kebutuhan industri kelapa sawit melalui pendekatan yang terdiri dari berbagai bidang yaitu Bioenergi, Biomaterial, Budidaya, Pascapanen, Lingkungan, Pangan dan Sosial Ekonomi/ICT.
Arfie mengatakan, penyeleksian proposal dilakukan melalui tiga tahap, yaitu seleksi administrasi, seleksi substansi dan seleksi presentasi. Adapun dalam proses penyeleksian ini BPDPKS dibantu oleh Komite Litbang yang bertugas memberikan rekomendasi riset-riset yang akan didanai oleh BPDPKS.
Arfie menambahkan, penyampaian usulan riset harus berdasarkan riset-riset prioritas untuk setiap bidang yang telah ditetapkan oleh BPDPKS pada pengumuman. Terdapat beberapa kriteria penilaian proposal oleh Komite Litbang yaitu pernyataan masalah, analisis kesenjangan (ketepatan pendekatan analitik/teknik), program dan kegiatan riset serta dan hasil dan manfaat yang memiliki bobot tertinggi dari semua kriteria penilaian.
BPDPKS mengedepankan aspek manfaat berlandaskan hasil ilmiah agar para pemangku kepentingan sawit di berbagai sektor (pemerintah, swasta, industri, asosiasi dan rakyat) dapat memanfaatkan hasil riset program ini.
BPDPKS berharap hasil webinar ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan peserta tentang kelapa sawit dan pentingnya kegiatan riset serta para calon pengusul mendapatkan informasi yang diperlukan.
“Sehingga akan didapatkan usulan-usulan riset yang berkualitas sesuai target untuk menjawab kebutuhan industri sawit guna mendukung sustainable palm oil dalam menjawab tantangan dalam kebijakan internasional terhadap kelapa sawit,” ujarnya.
Informasi ini disampaikan dalam Webinar: “Call for Proposal Grant Riset Sawit 2024”. Kegiatan Webinar dihadiri oleh 1.611 peserta dari seluruh wilayah di Indonesia terutama dari universitas dan perguruan tinggi. Antusiasme peserta yang ikut webinar ini menunjukkan tingginya minat para peneliti di Indonesia untuk mengikuti Program Pendanaan Riset dari BPDPKS.
Plt. Direktur Penyaluran Dana BPDPKS Zaid Burhan Ibrahim menyampaikan pentingnya dukungan riset untuk keberlanjutan industri sawit. Penelitian dan pengembangan harus mampu memberikan solusi terhadap berbagai persoalan yang dihadapi oleh industri kelapa sawit saat ini. Seperti peningkatan produktivitas/efisiensi, peningkatan aspek sustainability dan awareness terhadap lingkungan dan isu-isu global, dan mendorong penemuan/inovasi produk/pasar baru.
Program penelitian dan pengembangan sawit merupakan salah satu upaya BPDPKS untuk melakukan penguatan, pengembangan dan peningkatan pemberdayaan perkebunan dan industri sawit yang saling bersinergi di sektor hulu dan hilir. “Ini demi terwujudnya industri sawit nasional yang tangguh dan berkelanjutan,” kata Zaid Burhan.
Zaid Burhan mengatakan, selama berjalannya program penelitian dan pengembangan sejak 2015 hingga saat ini, terdapat 329 kontrak perjanjian kerja sama dengan 88 lembaga litbang yang melibatkan 1.202 orang peneliti dan telah menghasilkan 50 paten dan 243 publikasi.
Pada kegitan Webinar ini BPDPKS menghadirkan dua narasumber, yaitu Prof (Ris) Didiek Hadjar Goenadi yang menyampaikan tentang “Peluang dan Tantangan Riset Kelapa Sawit untuk Mendukung Industri Kelapa Sawit Berkelanjutan” dan Arfie Thahar, STP., MM., yang menyampaikan tentang “Gambaran Pelaksanaan Program Grant Riset Sawit dan Tata Cara Submit Usulan Riset”.
Didiek mengingatkan kembali betapa pentingnya kelapa sawit Indonesia yang perannya sangat strategis sebagai komoditas pengungkit nilai ekonomi nasional. Sebenarnya, tantangan dan kendala dalam mewujudkan kinerja industri kelapa sawit yang berkelanjutan merupakan sebuah peluang bagi periset/peneliti untuk memberikan solusi.
Didiek menyampaikan, kemajuan riset dan pengembangan di Indonesia memerlukan support system yang baik sehingga hasil riset dapat melewati the valley of death. Misalnya dengan bantuan riset pasar (market research) untuk mendapatkan feedback dari pengguna atau calon pengguna.
Oleh karena itu, riset-riset yang didukung oleh BPDPKS adalah sebuah applied research yang sebelumnya telah memiliki proof of concept. “Selain aspek ilmiah dari kegiatan riset tersebut, juga mengedepankan aspek manfaat bagi para pelaku industri kelapa sawit nasional termasuk rekomendasi kebijakan kepada pemerintah yang based on research,” imbuhnya. (ANG)