BALI – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sejak 2015 hingga saat ini tercatat sudah mendanai sebanyak 346 kegiatan riset dalam bidang kelapa sawit. Kegiatan tersebut dilakukan 88 lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) sejumlah instansi yang di dalamnya 1.200 peneliti ikut terlibat.
Hal tersebut disampaikan Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurachman dalam pembukaan Pekan Riset Sawit (PERISAI) 2024 yang diselenggarakan di BNDCC, Nusa Dua, Bali, Kamis (3/10/2024).
PERISAI 2024 berlangsung dari 3-4 Oktober yang berisi pameran sejumlah riset sawit dan seminar terkait isu-isu dalam perkebunan dan industri sawit nasional. Program Penelitian dan Pengembangan Sawit merupakan salah satu upaya BPDPKS untuk melakukan penguatan, pengembangan dan peningkatan pemberdayaan perkebunan dan industri sawit yang saling bersinergi di sektor hulu dan hilir.
Baca Juga: BPDPKS Terus Dukung Program Riset Sawit
“Oleh karena itu, harus dimulai dari mahasiswa Indonesia agar minat meneliti kelapa sawit ditumbuhkembangkan sejak dini demi terwujudnya industri sawit nasional yang tangguh dan berkelanjutan,” ujar Eddy Abdurachman.
Program riset yang diselenggarakaan BPDKS dilakukan melalui mekanisme. Pertama grand riset sawit, yaitu lewat jalur seleksi dan jalur inisiatif dari Kementerian/Lembaga. Kedua, lomba riset sawit dari tingkat mahasiwa.
Program grant riset sawit adalah program dalam rangka peningkatan penelitian dan pengembangan Kelapa Sawit yang berkelanjutan dan ramah lingkungan yang dilaksanakan dengan memperhatikan beberapa aspek seperti peningkatan produktivitas atau efisiensi, peningkatan aspek sustainability, mendorong penciptaan pasar baru dan peningkatan kesejahteraan petani.
Baca Juga: Biar Riset Sawit Aplikatif, Ini yang Dilakukan BPDPKS
“Program Grant Riset Sawit telah dilaksanakan sejak tahun 2015 dimana BPDPKS telah mendanai sebanyak 346 kontrak perjanjian kerjasama dengan 88 lembaga litbang dengan keterlibatan 1212 peneliti yang tersebar di 20 provinsi,” jelas Eddy.
Dalam upaya komersialisasi, BPDPKS bekerja sama dengan Asosiasi Inventor Indonesia (AII) melaksanakan Valuasi Kesiapan Teknologi untuk Komersialisasi terhadap invensi hasil riset yang didanai BPDPKS (Grant Riset Sawit).
“Terdapat 30 invensi hasil riset GRS yang siap komersialisasi dan beberapa sudah mendapatkan pernyataan minat dari investor dengan komitmen dalam bentuk Letter of Intent (LoI) dan/atau perjanjian kerahasiaan teknologi berupa non-disclosure agreement (NDA),” ungkap dia. (SDR)