JAKARTA – BPDPKS dukung sertifikasi ISPO Petani sawit berkelanjutan yang bersifat mandatori tidak hanya berlaku bagi perusahaan sawit. Petani kelapa sawit juga memiliki kewajiban yang sama. Mandatori ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil) bagi petani ini akan menjadi bukti bahwa petani sawit Indonesia mampu bersaing di tingkat global.
Penegasan ini disampaikan oleh Setiyono, Ketua Aspekpir (Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat) dalam perbincangannya dengan SAWITKITA. “Petani kelapa sawit di Indonesia harus naik kelas dan harus mampu bersaing di tingkat dunia,” kata Setiyono.
Baca Juga: Kelapa Sawit Jadi Lumbung Energi Terbarukan
Setiyono mengatakan, memang tidak mudah bagi petani kelapa sawit untuk mendapatkan sertifikasi berkelanjutan seperti ISPO. Tetapi sertifikasi ISPO menjadi salah satu instrumen untuk meningkatkan standar keberlanjutan petani sawit. Jika standar keberlanjutannya meningkat, minyak sawit yang diolah dari hasil TBS kelapa sawit petani, akan semakin besar diserap di pasar global.
“Karena itu kami mendukung program percepatan peremajaan sawit rakyat (PSR) yang didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Karena percepatan PSR ini akan membuka peluang yang lebih besar mendapatkan sertifikasi ISPO,” katanya.
Baca Juga: Ini Dia Sembilan Jenis Bantuan Sarpras bagi Petani Sawit
Setiyono mengakui, dengan segala keterbatasan yang ada, petani tidak mudah mendapatkan sertifikasi ISPO. “Perlu penguatan kelembagaan petani,” katanya.
Pada dasarnya ada sejumlah prinsip dan kriteria pengelolaan minyak sawit berkelanjutan bagi petani. Antara lain, kepatuhan terhadap peraturan perundangan, penerapan praktik pertanian yang baik, pengelolaan lingkungan, sumber daya alam, dan keanekaragaman hayati. Juga ada prinsip terkait penerapan transparansi dan peningkatan bisnis yang berkelanjutan.
“Untuk penerapan praktik pertanian yang baik misalnya, kami perlu organisasi kelembagaan dan manajemen petani kecil,” katanya.
Baca Juga: Lembaga Ini Sebar Ratusan Miliar Beasiswa, Kuotanya 3.000 Orang
Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurachman menegaskan BPDPKS Dukung Sertifikasi ISPO Petani Sawit. Tata kelola perkebunan kelapa sawit rakyat yang menguasai 42% luas lahan sawit di Indonesia, harus mampu berdaya saing global.
“Sertifikasi ISPO akan menjadi bukti atas komitmen Indonesia untuk mewujudkan tata kelola perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan, termasuk di kalangan petani sawit,” kata Eddy.
BPDPKS akan mendorong penguatan kepada petani untuk memulai proses ISPO, memberikan pelatihan kepada petani terlebih dahulu tentang legalisasi, dan syarat ISPO lainnya sebelum akhirnya mereka memperoleh ISPO.
Baca Juga: Biar Riset Sawit Aplikatif, Ini yang Dilakukan BPDPKS
“Dengan pendekatan baru ini, akan lebih banyak petani kelapa sawit yang ikut dalam proses sertifikasi ISPO. Sehingga tata Kelola industri sawit Indonesia yang berkelanjutan akan dikenal dunia,” katanya.
Direktur Utama Mutuagung Lestari, Tbk (Mutu International) Arifin Lambaga, mengatakan ISPO sangat bermanfaat bagi keberlanjutan usaha perkebunan kelapa sawit termasuk petani sawit. “Sertifikasi ISPO bertujuan untuk memastikan bahwa perkebunan kelapa sawit beroperasi dengan cara yang tidak merusak lingkungan,” katanya. (LIA)
Baca Juga: BPDPKS Dorong Penerapan ISPO untuk Meningkatkan Keberlanjutan Industri Sawit Indonesia