JAKARTA – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sebagai badan layanan umum di bawah Kementerian Keuangan menyelenggarakan acara Pekan Riset Sawit Indonesia (PERISAI) 2024 di Nusa Dua, Bali pada 3-4 Oktober 2024.
Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman dalam opening ceremony PERISAI 2024 menyampaikan kelapa sawit sebagai salah satu komoditas perkebunan nasional sangat membutuhkan riset yang baik untuk menguatkan industri sawit serta sebagai bahan pengambilan kebijakan pemerintah di bidang sawit.
Semenjak 2015 hingga tahun ini, BPDPKS telah menyalurkan total dana riset sebesar Rp675 Miliar. Selain itu, realisasi dukungan dana riset sebanyak 346 kontrak dengan 88 lembaga litbang. Terdapat 243 publikasi yang dilaporkan, 50 paten dan 7 buah buku.
Baca Juga: Biar Riset Sawit Aplikatif, Ini yang Dilakukan BPDPKS
Menurut Eddy Abdurrachan, program pendanaan litbang sawit di BPDPKS merupakan salah satu pelopor mekanisme research funding yang mementingkan hasil riset yang dapat segera dimanfaatkan dibandingkan banyak program riset lain di pemerintahan yang lebih mengutamakan publikasi. Maka dari itu tidak ada batasan jumlah pendanaan yang dapat diusulkan di program Grant Riset Sawit (GRS) BPDPKS.
Sedangkan Lomba Riset Sawit Mahasiswa ditujukan untuk meningkatkan minat kemampuan, kreatifitas dan inovasi mahasiswa untuk dapat menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi guna mewujudkan sawit Indonesia yang berkelanjutan dengan pendanaan riset maksimal Rp20 juta.
Kegiatan PERISAI 2024 bertema Green Gold: Transforming Palm Oil Industry Trough Cutting-Edge Technologies mendiseminasikan hasil penelitian dan pengembangan sawit kepada para pelaku usaha termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta koperasi.
Baca Juga: BPDPKS Terus Dukung Program Riset Sawit
Dari hasil diseminasi tersebut, diharapkan akan terjadi pemanfaatan hasil riset oleh industri dan pelaku usaha. BPDPKS mengharapkan PERISAI mampu mendorong dan mempercepat proses kesiapan produk riset untuk memasuki tahap komersialisasi.
Dalam kegiatan ini juga berlangsung Final Lomba Riset Sawit Tingkat Mahasiswa untuk menentukan Juara I, II, dan III dari kompetesi yang telah dlakanakan sebelumnya. “Progam Pekan Riset Sawit Indonesia 2024 bertujuan untuk menguatkan dan mengembangkan industri sawit dari sektor hulu ke hilir serta agar minat riset ke sawit tumbuh sejak dini,” ujar Eddy Abdurrachman.
Ketua Umum Asosiasi Investor Indonesia (AII) Didiek Hadjar Goenadi mengapresiasi pelaksanaan PERISAI 2024. Menurutnya, kelapa sawit telah menjadi komoditi unggulan kelas dunia.
Ia memandang BPDPKS telah memfasilitasi program riset kompetitif tahunan untuk membantu industri kelapa sawit menyelesaikan berbagai kendala dan tantangan yang dihadapi. Riset tersebut menghasilkan teknologi dan kebijakan yang mampu mewujudkan industri sawit nasional yang tangguh di pasar global.
Baca Juga: Unhas Raih Juara Pertama Lomba Riset Sawit Mahasiswa 2024
“Riset BPDPKS mengedepankan aspek manfaat bagi para pelaku industri kelapa sawit nasional termasuk pemerintah, maka teknologi tersebut harus dapat secepat mungkin dikomersialisasikan,” tutur Didiek.
PERISAI 2024 menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kolaborasi pemerintah, peneliti, dan pelaku industri sawit dan memperkenalkan hasil riset. Kegiatan ini diharapkan mampu memajukan industri kelapa sawit Indonesia menuju pemberdayaan dan keberlanjutan yang lebih besar.
Kepala Divisi Program Pelayanan BPDPKS Arfie Thahar mengatakan kegiatan riset merupakan pondasi yang dibutuhkan sebagai ujung tombak kemajuan industri berbasis komoditas unggulan strategis nasional seperti sawit. Oleh karenanya, diperlukan alokasi dana yang mencukupi agar penguatan aktivitas riset dapat dilakukan dan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mendukung pengembangan perkebunan dan industri sawit yang berkelanjutan.
Baca Juga: Ini Dia Sembilan Jenis Bantuan Sarpras bagi Petani Sawit
Di Indonesia minyak sawit telah dimanfaatkan untuk memproduksi berbagai macam produk baik untuk bioenergi, pangan dan oleokimia. Selama 20 tahun (2000-2021) Pengolahan kelapa sawit menjadi oleokimia masih sangat sedikit, hanya sekitar 1-2 Juta ton, sedangkan pengolahan kelapa sawit menjadi produk pangan selama 2000-2021 meningkat cukup signifikan.
Pada 2021 Indonesia memproduksi sekitar 9 juta ton minyak goreng, margarin, dan lain-lain. Pengolahan kelapa sawit menjadi bionergi mengalami peningkatan yang sangat besar sejak didirikannya BPDPKS.
Baca Juga: BPDPKS Dukung Pengembangan Produk Hilir Sawit
Melalui program campuran Biodiesel mulai dari 15% pada tahun 2015 hingga menjadi 30% di tahun 2021, Indonesia telah memproduksi Biodiesel dari sawit sebesar 7 juta ton. Program campuran Biodiesel merupakan program yang banyak menyerap CPO untuk diolah menjadi produk hilir yang langsung dapat dikonsumsi di dalam negeri untuk kebutuhan energi dan transportasi. (SDR)