JAKARTA – PT Perkebunan Nusantara III (Persero) (PTPN III) akan membangun pabrik fatty acid methyl ester (FAME) atau biodiesel dengan menggunakan bahan baku minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO). Peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan pabrik berkapasitas 450.000 ton per tahun tersebut akan dilaksanakan Oktober tahun ini.
Pabrik tersebut akan dibangun di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumatera Utara. Saat ini PTPN sedang proses tender kontraktor Engineering Procurement Construction (EPC).
Vice President Business Development & Downstream Strategy PTPN III Leonardo Alexander Renatus Pane berharap pabrik ini bisa mulai produksi awal 2025. Dengan berproduksinya pabrik ini akan menambah kapasitas produksi FAME yang diproduksi PTPN sehingga bisa optimal dalam mendukung program pemerintah untuk menciptakan bahan bakar ramah lingkungan.
“Kami berharap Oktober ini bisa groundbreaking. Targetnya Januari 2025 pabrik ini sudah bisa beroperasi,” ujar Leo.
Separuh FAME dari pabrik tersebut nantinya bakal menjadi bahan baku produksi biodiesel untuk campuran bahan bakar minyak (BBM) solar bersubsidi atau biosolar milik PT Pertamina. “Nanti 50:50, untuk mandatori dan sisanya ekspor. Nanti keputusannya ada di Kementerian ESDM,” ujar Leo.
Direktur Bioenergi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Edi Wibowo mengatakan total alokasi biodiesel untuk program B35 di tahun 2023 diperkirakan mencapai 13,15 juta kiloliter (KL). Adapun B35 adalah mencampur biodiesel dari FAME minyak kelapa sawit sebesar 35% ke dalam komposisi BBM solar.
“Pemerintah telah mengimplementasikan program biodiesel 35 atau B35 mulai Februari 2023. Ini merupakan langkah pemerintah untuk menekan impor solar dan mengantisipasi kenaikan harga minyak dunia,” ujar Edi. (SDR)