JAKARTA – Indonesia tidak gentar dengan upaya Uni Eropa yang terus menjegal komoditas strategis Indonesia seperti minyak kelapa sawit. Indonesia tidak segan mengalihkan ekspor CPO dari Uni Eropa ke kawasan Afrika, terutama Afrika Selatan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam Economic Update CNBC Indonesia pada 10 Juli 2023 di Jakarta menegaskan Indonesia tidak takut dengan gertakan Uni Eropa yang akan mengganjal CPO dengan kebijakan anti deforestasi European Union Deforestation-Free Regulations (EUDR).
“Saya bilang ke mereka (Parlemen Eropa), ok kami ekspor kepada kalian 3 juta ton kelapa sawit, palm oil. Ya secara bertahap kami akan deliver ke Afrika,” kata Luhut. Indonesia tidak khawatir kehilangan pasar Eropa karena sudah menyiapkan penggantinya yakni Afrika Selatan.
Luhut mentatakan dalam waktu dekat pihaknya berencana mengunjungi beberapa negara di Afrika Selatan, seperti Kongo dan Kenya, untuk menjalin kerja sama dagang. “Presiden Jokowi memerintahkan membangun global south, jadi south-south collaboration,” katanya.
Sebagai produsen utama CPO dunia, Luhut mengatakan Indonesia harus berjuang sendiri untuk tumbuh menjadi negara maju. Dia menilai negara-negara maju di dunia tidak rela melihat negara berkembang seperti Indonsia naik kelas dan bertumbuh menjadi negara maju.
“Ada negara di Eropa yang penduduknya berapa, ngatur-ngatur kita. Kita harus ada kebanggaan bangsa Indonesia. Saya baca ada artikel bandingin ke Timor Leste. Ada yang bandingin ke Singapura. Kok bandingin, ya beda lah,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan cara-cara dagang negara-negara Eropa seperti penjajah. Berbagai aturan yang diskriminatif khususnya yang menyasar komoditas seperti minyak sawit sepertu kebijakan EUDR adalah bentuk Eropa yang kolonialis.
“Regulasi tersebut (EUDR) sangat tidak adil. Bukan hanya komoditas minyak sawit yang akan sulit masuk Eropa, komoditas perkebunan kita yang lain seperti kopi dan karet juga akan dirugikan,” kata Mendag Zulkifli Hasan dalam dialog di sebuah stasiun TV berita di Jakarta, Selasa (11 Juli 2023).
Mendag menegaskan, EUDR tidak hanya merugikan dunia usaha nasional. Para petani juga akan terdampak kebijakan tersebut. Ini karena sebagian besar lahan perkebunan di Indonesia adalah milik masyarakat. “Kami tidak pernah menolak produk dari Uni Eropa masuk ke Indonesia. Jadi kebijakan ini tidak adil dan negara-negara lain juga dirugikan,” kata Mendag.
Dalam laporan temuan LPEM Universitas Indonesia yang dirilis laman Kompas.id disimulkan bahwa Kebijakan EUDR bertujuan melindungi produsen Uni Eropa yang punya produk sejenis dengan komoditas yang disasar EUDR. Selain itu, EUDR juga bagian dari upaya Uin eropa menekan defisit neraca perdagangan dengan Indonesia. Dari 8,8 miliar dollar AS pada 2013, defisit neraca perdagangan UE dengan Indonesia mencapai 21,4 miliar dollar AS pada 2022. (NYT)