RIAU – Direktur Jenderal (Dirjen) Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) Qu Dongyu mengunjungi ke salah satu anak usaha PT Astra Agro Lestari di Riau, Jumat (30/8/2024). Dia menekankan bahwa sektor kelapa sawit Indonesia tidak hanya menjadi tulang punggung ekonomi nasional, tetapi juga merupakan komponen kunci dalam menjaga stabilitas pasokan pangan dunia.
“Indonesia merupakan salah satu produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia, yang memasok sekitar setengah dari pasar global. Lokasi ini menggambarkan peran minyak kelapa sawit yang baik untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan sektor pertanian Indonesia,” kata Dongyu dalam keterangan tertulis yang diterima SAWITKITA, Minggu (8/9/2024).
Dalam konteks global, seluruh sektor bisnis, termasuk industri kelapa sawit, dihadapkan pada tuntutan keberlanjutan menuju green business. Tata kelola yang hijau kini menjadi keharusan agar produk dan komoditas dapat diterima di pasar internasional, yang tak hanya berdampak positif bagi lingkungan, tetapi juga memastikan daya saing di pasar global yang semakin ketat.
“Saat ini kita harus dan bisa mulai melalui praktik yang baik melalui green culture, lalu dikembangkan menjadi green business didukung dengan green company dan akhirnya kita berada pada green economy,” tegas Dongyu.
Kunjungan ini dilakukan setelah Qu Dongyu memberikan penghargaan Agricola Medal kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta.
Direktur Operasional Area Riau PT Astra Agro Lestari Endro Prastowo menjelaskan bahwa Astra Agro senantiasa melakukan praktik bisnis yang berkelanjutan di semua area operasionalnya.
“Kami selalu berkomitmen dalam mengembangkan bisnis yang ditopang melalui praktik-praktik berkelanjutan yang mampu memberikan kontribusi positif bagi seluruh masyarakat dan juga lingkungan,” ujar Endro.
Dalam kunjungannya, Qu Dongyu yang juga didampingi Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Heru Tri Widarto meninjau proses panen serta mengunjungi Andalas Research Center dan areal konservasi binaan PT Kimia Tirta Utama.
Heru menjelaskan, industri sawit Indonesia saat ini tengah bertransformasi menuju pencapaian tujuan keberlanjutan melalui Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), yang diselaraskan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) guna memastikan transparansi dan akuntabilitas.
“Saya berharap seluruh pemangku kepentingan di sektor kelapa sawit dapat bersinergi dan berperan aktif dalam mendukung program-program keberlanjutan yang dicanangkan pemerintah, demi masa depan industri yang lebih hijau dan berkelanjutan,” ujar Heru.
Dengan semakin kuatnya gelombang hijau di sektor pertanian, industri kelapa sawit Indonesia berdiri di garis depan, tidak hanya sebagai penyokong ketahanan pangan global, tetapi juga sebagai pelopor dalam pengelolaan sumber daya yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. (SDR)