JAKARTA – Rumah Sawit Indonesia (RSI), organisasi multistakeholder industri hulu-hilir kelapa sawit nasional, telah melaksanakan Kongres I yang diselenggarakan di Jakarta, Selasa (19/11/2024). Dalam kongres tersebut, Kacuk Sumarto dari Paya Pinang Group dan Irwan Perangin Angin dari PTPN terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum dan Ketua I RSI untuk periode kepengurusan 2024-2027.
“Kongres menugaskan kami berdua menyusun kepengurusan setidaknya sekretaris dan bendahara sebagai bagian dari badan pengurus dan juga nanti ada beberapa pihak yang akan kita tempatkan sebagai badan pengawas. Ini merupakan tuntutan regulasi dari peraturan perundangan yang berlaku,” kata Kacuk Sumarto sesaat setelah kongres.
Baca Juga: RSI Rayakan Hari Sawit Nasional dengan Seminar dan Kongres
Setidaknya dua bulan ke depan, dirinya bersama Irwan Perangin Angin, akan menyelenggarakan rapat tahunan untuk mengesahkan susunan badan pengurus secara lengkap dan mengesahkan program kerja tahun 2025. “Semoga rapat kerja tersebut bisa kami laksanakan pada Desember 2024, atau setidaknya awal 2025,” ujar Kacuk.
Menurut Kacuk, RSI ini merupakan kumpulan dari berbagai pihak yang berjuang untuk kejayaan sawit Indonesia sepanjang masa. Kumpulan berbagai pihak tersebut yakni para pelaku sawit dari hulu hingga hilir, yang terdiri dari produsen benih, produsen pupuk, pekebun dan pabrik kelapa sawit (PKS), dan pelaku sawit hilir. “Inilah anggota RSI,” kata Kacuk.
Baca Juga: RSI: Sawit Komoditas Strategis Indonesia Capai Kedaulatan Pangan dan Energi
Kata Kacuk, RSI memiliki beberapa mitra strategis. Mitra strategis tersebut nantinya akan membantu menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi anggota RSI maupun persoalan-persoalan yang dihadapi negeri ini khususnya yang menyangkut komoditi sawit.
Ada 17 mitra strategis di antaranya terkait dengan pemetaan, pendampingan di dalam peremajaan sawit rakyat (PSR), penguasaan riset dan engineering, mitra strategis terkait dengan penyelesaian masalah hukum, mitra yang terkait dengan peningkatan kapasitas sumber daya manusia, mitra strategis terkait dengan regenerative agriculture, mitra strategis terkait dengan emisi karbon, mitra strategis yang terkait untuk mengawal kepastian hukum.
Baca Juga: Sawit Diusulkan Masuk Program Makan Bergizi Gratis Pemerintah
“Ke depan RSI siap menjadi mitra strategis pemerintah dalam menyukseskan kedaulatan pangan, kedaulatan energi sekaligus kedaulatan ekonomi melalui perkebunan sawit untuk menuju Indonesia Emas 2045,” kata Kacuk.
Kacuk juga mengatakan bahwa RSI siap untuk mencukupi kebutuhan minyak nabati dunia melalui intensifikasi lahan, pendekatan regenerative agriculture, dan melalui rekayasa teknik pengolahan.
“Jadi ada metode rekayasa budidaya dan pengolahan diharapkan bisa meningkatkan produktivitas tidak lagi hanya rata-rata nasional 5 ton CPO/hektare/tahun dan petani hanya 2 ton CPO/ha/tahun, namun bisa kita tingkatkan sampai 6-7 ton CPO,” katanya.
Baca Juga: Tanpa Buka Lahan Baru, Perkebunan Sawit Punya Potensi Lahan 1 Juta Ha
Pada kesempatan yang sama, Ketua I RSI Irwan Perangin Angin mengatakan Ketua Umum RSI dan dirinya segera menyusun kepengurusan RSI sesuai dengan kebutuhan organisasi dan selanjutkan akan bekerja secara cepat. “Kami akan berperan aktif memberikan kontribusi di sektor perkelapasawitan yang berkelanjutan,” kata Irwan Perangin Angin.
RSI, lanjut Irwan, juga akan berkolaborasi dan sinergi dengan kementerian/lembaga pemerintah, serta bersinergi dengan mitra strategis untuk bisa berperan dan memberikan kontribusi positif kepada industri sawit nasional.
“Sehingga kehadiran RSI betul-betul menjadi organisasi yang diharapkan oleh semua pihak. Kita akan memberikan kontribusi kepada negara, masyarakat dan juga khususnya kepada petani kelapa sawit untuk bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik,” ujar Irwan Perangin Angin. (ANG)