KOTAWARINGIN BARAT – Setelah sukses menanam 33.000 mangrove di tahap pertama pada periode 2021-2022, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) bersama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) serta Kelompok Mangrove Talok, Desa Sabuai kembali melanjutkan misi penanaman mangrove untuk periode kedua.
Acara ini dihadiri langsung oleh PJ Bupati Kotawaringin Barat, Budi Santosa, dilaksanakan di bibir pantai Desa Sabuai, Kecamatan Kumai, Kotawaringin Barat pada hari sabtu (24/6/23).
“Apa yang dilakukan GAPKI sangat luar biasa, ini menjadi contoh untuk yang lain,” ucap Budi Santosa dalam sambutannya. Budi mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada GAPKI dan Kemenko Marves atas kolaborasi yang dijalin untuk menjaga keberlanjutan lingkungan di Kobar.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Bidang Kampanye Positif GAPKI, Agam Fatchurrochman mengatakan tingkat keberhasilan program tahap pertama sebesar 90%. Penanaman 33.000 bibit mangrove itu dilakukan di lahan seluas 10 hektar dengan jarak tanam 1,00 meter, jarak antar jalur 4,00 meter dan SPH 2.500 – 3.300 per Hektar. Jenis bibit yang ditanam meliputi buah bakau sebanyak 31.350 (95%) dan bibit semai sebanyak 1.650 (5%).
Adapun pada tahap kedua dilakukan penanaman di area lebih luas, yakni sekitar 20 hektar yang berlokasi di sebelah lokasi tahap pertama dan akan dibagi kedalam 2 sesi tanam. Jadwal tanam sesi pertama akan dimulai pada Juli 2023, dengan pemeliharaan tanaman selama 3 bulan, mulai Juli hingga November 2023.
Sebanyak 26.400 batang bibit mangrove telah disiapkan untuk penanaman pada sesi pertama tahap kedua ini, yang terdiri dari jenis api-api (Avicennia) sebanyak 2.640 batang, bakau (Rhizophora) sebanyak 21.120 batang dan perepat pedada (Sonneratia) sebanyak 2.640 batang.
Selain itu, telah dibangun pula pondok pembibitan mangrove di lokasi program untuk mendukung keberhasilan penanaman.
Sementara itu, Koordinator Pengendalian Pemanfaatan dan Pelestarian Hutan Kemenko Marves, Fatma Puspitasari menyampaikan, Kemenko Marves mengapresiasi komitmen GAPKI dalam rehabilitasi mangrove. “Giat TJSL rehabilitasi mangrove merupakan kontribusi dari dunia usaha yang patut kita apresiasi,” tutur Fatma.
Pelaksanaan program ini dapat berjalan dengan baik dibawah komando ketua kelompok mangrove Desa Sabuai, M. Sasi Fikri yang sekaligus bertindak sebagai pelaksana program. Adapun administrasi program dijalankan oleh Noviyanti, serta tak terlepas dari pengawasan langsung oleh Kepala Desa Sabuai, Tohari dan perwakilan Gapki, Masruni Abdullah.
Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono yang hadir pada kesempatan itu turut menyampaikan komitmen GAPKI dalam melindungi dan melestarikan lingkungan, serta memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.
“Kami berharap program ini dapat menjadi salah satu langkah nyata dalam menjaga keberlanjutan ekosistem mangrove dan memperkuat upaya mitigasi perubahan iklim,” tutur Mukti.
Penanaman mangrove tidak hanya memiliki manfaat ekologis, tetapi juga penting karena berdampak secara keberlanjutan ekonomi masyarakat setempat yang bergantung pada sumber daya alam di sekitar.
Hal ini juga disampaikan oleh PJ Bupati Budi Santosa dalam diskusi bersama warga Desa Sabuai.Salah satu warga yang hadir bercerita bahwa saat ini mereka bisa dapat 20 kilogram kepiting dalam sehari.
“Untuk itu, saya mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk para pengusaha untuk turut serta dalam upaya ini demi kebaikan bersama,” harapnya. (PEN)