BOGOR – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meresmikan fasilitas pemecahan komponen (fraksionasi) kelapa sawit yang dinamai Pilot Plant Fraksionasi Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) guna memacu transisi energi dan pembangunan hijau di tanah air.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan fasilitas yang berlokasi di Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro (BBSPJIA) Bogor tersebut bisa melakukan pemecahan komponen kelapa sawit menjadi Glukosa, Xilosa, Lignin (GXL) yang merupakan bahan untuk memproduksi bioetanol dan bahan kimia berbasis sumber daya terbarukan (biofine chemicals).
“Pilot plant yang saat ini telah tersedia di hadapan kita mempunyai nilai teknologi yang sangat strategis untuk pengembangan industri berbasis sumber daya terbarukan di masa mendatang. Pilot plant ini mampu menghasilkan GXL secara bersamaan,” kata Menperin dalam acara peresmian fasilitas fraksionasi kelapa sawit di Bogor, Jawa Barat, Kamis (8/8/2024).
Baca Juga: Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru, Kemenperin Fokus ke Hilirisasi Sawit
Menperin menjelaskan glukosa merupakan zat pemula (prekursor) pembuatan bioetanol, yaitu bahan bakar nabati pencampur bensin (gasoline), sedangkan xilosa dan lignin, sama-sama prekursor pembuatan biofine chemicals yang dapat diolah menjadi produk antara lain xylitol, benzene dan toluene.
Selain bisa memacu produksi bahan bakar ramah lingkungan yang mendorong pembangunan hijau, fasilitas ini juga digadang-gadang mampu meningkatkan nilai tambah produk kelapa sawit terhadap perekonomian (Economic Value Added/EVA), serta memacu diversifikasi kelapa sawit.
Hal itu dilakukan melalui peningkatan hasil samping kebun kelapa sawit menjadi produk yang mengisi kekosongan struktur industri nasional sesuai program hilirisasi industri.
Baca Juga: Kemenperin Finalisasi Aturan ISPO Hilir Sawit
“Harapan saya selanjutnya melalui program ini adalah peningkatan nilai tambah dan diversifikasi produk turunan sawit, potensi penciptaan lapangan kerja dan peningkatan investasi nasional, substitusi impor dan penguasaan teknologi oleh konsorsium dalam negeri,” kata dia.
Di sisi lain, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Andi Rizaldi mengatakan fasilitas fraksionasi yang dimiliki pihaknya akan menambah daya saing industri kelapa sawit nasional, meningkatkan citra positif terhadap isu lingkungan, sekaligus memperkuat dan memperdalam struktur industri nasional.
Selain itu, menurut dia, teknologi yang digunakan di fasilitas ini juga menjadi suatu lisensi yang merupakan hasil karya anak bangsa.
“Jasa layanan ini dapat dimanfaatkan oleh industri yang akan berinvestasi pada upaya hilirisasi dan peningkatan nilai tambah tandan kosong kelapa sawit melalui benchmark dan lisensi teknologi mekanisme Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP),” kata dia. (SDR)