BOGOR – IPB University memperkenalkan aplikasi pemantauan udara PM 2.5, CO2 dan kondisi titik panas berbasis Android. Aplikasi ini dirancang oleh Regional Fire Management Resource Center-South East Asia (RFMRC-SEA) bersama Fakultas MIPA IPB University.
“Dengan aplikasi diharapkan masyarakat mudah mengetahui kondisi polutan di wilayahnya, khususnya yang bersumber dari kejadian kebakaran hutan dan lahan,” ujar Prof Bambang Hero Sahardjo, Direktur RFMRC-SEA di IPB ICC pada 27 November 2023. Dengan aplikasi ini publik bisa mencari lokasi yang tidak tercemar udaranya.
Bersamaan dengan pengenalan aplikasi pemantau udara bersih ini, IPB University juga memberi apresiasi udara bersih untuk tingkat nasional wilayah Sumatera dan Kalimantan. Penghargaan ini bentuk kerja sama antara Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University bersama FIELD Indonesia.
“Apresiasi diberikan kepada sejumlah pihak yang dianggap berhasil melakukan pengendalian karhutla dan turut menciptakan udara bersih sehingga membuat lingkungan yang lebih baik,” kata Prof. Bambang seperti dikutip dari laman resmi ipb.ac.id.
Tahap awal penentuan kriteria dan proses seleksi penerima award ikut melibatkan Senior Behavioural Scientist, Influence at Work (UK) Limited. Prof Bambang juga mengatakan, penghargaan untuk tingkat kabupaten dan provinsi wilayah Sumatera dan Kalimantan telah diberikan pada Oktober lalu.
Penerima penghargaan tingkat nasional untuk wilayah Sumatera terdiri dari Andrean (Manggala Agni Daops Sumatera VII/Rengat); Muhammad Nur, SPd (Guru SDN 7 Bandar Laksamana, Masyarakat Peduli Api Desa Tanjung Leban, Kabupaten Bengkalis, Riau); dan Poniman (Regu 2 Manggala Agni Daops Sumatera IX/Jambi).
Untuk wilayah Kalimantan, penghargaannya diberikan kepada IR H Adi Yani, MH (Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat); Ya Suharnoto, ST, MT (Komandan Brigade Dalkarhutla-Pamhut UPT KPH Wilayah Kubu Raya); dan Maemun (Ketua Kelompok The Power of Mama, Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat).
Penghargaan diberikan langsung oleh Wakil Rektor IPB University bidang Konektivitas Global, Kerjasama dan Alumni, didampingi oleh Wakil Dekan Fahutan, Ketua Departemen Silvikultur, Kepala Pusat Pengendalian Operasi-Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Kapusdalops BNPB), Direktur FIELD Indonesia dan Direktur RFMRC-SEA.
Selain memberikan apresiasi kepada sejumlah pihak, Fahutan IPB University dan FIELD Indonesia juga turut melakukan pengendalian karhutla melalui beragam aksi. Seperti memonitoring titik panas (hotspot) dan kejadian karhutla setiap hari di Sumatera dan Kalimantan. Hasil pemantauan lalu diinput ke laman RFMRC-SEA. Hasil pantauan kemudian juga disampaikan melalui paparan dan diskusi serta turun ke lapangan.
Kerja sama turut diimplementasikan dengan memfasilitasi kegiatan pelatihan Penyiapan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) yang dikoordinasikan langsung oleh FIELD Indonesia pada wilayah yang sering/pernah terjadi karhutla. (NYT)