JAKARTA – Untuk menghindari kerugian pekebun dalam pembelian kecambah kelapa sawit, Kementerian Pertanian (Kementan) melarang penjualan kecambah sawit secara bebas melalui e-commerce atau daring. “Ini hanya merugikan pekebun,” kata Direktur Jenderal Perkebunan, Kementan, Andi Nur Alam Syah di Jakarta pada 15 Februari 2024.
Kecambah yang dijual secara bebas di pasar online tidak ada jaminan bisa tumbuh ketika ditanam. Kalau pun tanaman tumbuh dan berkembang, produksi CPO yang dihasilkan biasanya jauh dari harapan. “Apalagi kalau perawatannya minim,” katanya.
Kementan akan bertindak tegas karena penjualan kecambah sawit secara bebas dapat mengganggu upaya pencapaian peningkatan produksi dan produktivitas sawit. Karena itu,
Kementan telah membentuk Gugus Tugas yang beranggotakan Ditjen Perkebunan, Forum Komunikasi Produsen Benih Sawit, idEA, Asosiasi Marketplace dan Kemendag.
Gugus Tugas ini akan melakukan pengawasan peredaran benih sawit secara rutin untuk melindungi pekebun dari penggunaan kecambah ilegal yang beredar melalui platform e-commerce atau toko online.
Penjualan kecambah sawit di jalur online ini akan diawasi. Kata Direktur Perbenihan Perkebunan Kemntan Gunawan, penertiban akan terus dilakukan selama penjualan kecambah ilegal masih tayang melalui marketplace.
Sejak dilakukan pengawasan pada Mei 2023, sudah banyak penjualan benih melalui marketplace dilakukan dengan menghilangkan secara sistem terkait kata kunci dan tautan produk kecambah kelapa sawit di sejumlah marketplace ternama.
Sebagai tambahan, kecambah sawit asli adalah kecambah yang dbuat melalui proses hibridasi menggunakan sumber benih yang sesuai dengan ketentuan. Sedangkan kecambah sawit palsu ialah kecambah yang diproduksi secara sembarangan tanpa memperhatikan ketentuan yang berlaku.
Walaupun harganya cenderung lebih murah, pemakaian kecambah palsu mengakibatkan masa pertanaman lebih lambat, tingkat produktifitasnya rendah, dan proses pengolahannya tidak efesien. Jadi kesimpulannya penggunaan benih palsu pada akhirnya juga akan mengurangi pendapatan karena kualitasnya tidak jelas. (NYT)