SEMARANG – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) memberikan dukungan pendanaan beasiswa kepada para mahasiswa. Dukungan pendanaan tersebut telah dilakukan sejak 2021 silam. Upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dalam bidang pertanian, khususnya perkebunan kelapa sawit.
Program beasiswa ini merupakan kolaborasi dengan Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan, Kementerian Pertanian (Kementan). Adapun sebagai institusi, BPDPKS dan Ditjen Perkebunan telah bekerja sama dengan lebih dari 10 sekolah/kampus. Salah satunya AKPY (Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta) STIPER yang baru-baru ini selesai menggelar kegiatan Learning Factory.
Learning Factory tahun 2024 diikuti 427 mahasiswa maupun mahasiswi. Pelaksanaannya terbagi menjadi tiga gelombang yang dimulai sejak 21 Januari 2024 lalu dan ditutup di gelombang 3 pada 29 Februari 2024.
Learning factory merupakan kegiatan yang menerapkan model pembelajaran learning by doing. Di mana mahasiwa mendapatkan materi di kelas dan langsung dipraktikan di lapangan. Mulai dari persiapan lahan, pembenihan, perawatan tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan TM, serta panen hingga administrasi.
Direktur AKPY STIPER Yogyakarta Sri Gunawan mengatakan, saat ini ada 427 mahasiswa, dan sekitar 75% sampai 80% sudah di-indent oleh perusahaan kelapa sawit. “Setelah lulus dari sini, mereka magang dan selanjutnya rekrutmen untuk menjadi pegawai tetap,” kata Sri Gunawan pada saat penutupan kegiatan learning factory di Kebun Pendidikan dan Pelatihan (KP2) INSTIPER, Semarang.
Menurut dia, lulusan D1 itu basis teknisnya sama dengan lulusan S1, maka dari itu banyak dicari oleh perusahaan sawit. “Setelah ini akan dibuka lagi beasiswa seperti ini tahun 2024,” kata Sri Gunawan.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam Syah mengatakan, pemerintah terus berupaya memperkuat SDM Perkebunan Kelapa Sawit. Ini menjadi program penting dalam demi mewujudkan industri sawit berkelanjutan, karena pengembangan dan pengelolaan kelapa sawit membutuhkan SDM yang tepat.
“Melalui kegiatan ini diharapkan mahasiswa memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang pengelolaan kelapa sawit yang baik dan benar, yang bisa diterapkan nantinya saat bekerja di perkebunan kelapa sawit maupun menghadapi tantangan di dunia kerja,” ujar Andi Nur Alam Syah.
Sampai dengan 2023 BPDPKS bekerjasama dengan 14 lembaga pendidikan yaitu. Ke-14 lembaga Pendidikan tersebut yakni Institut Teknologi Sawit Indonesia, Politeknik Sawit Citra Widya Edukasi, Politeknik LPP Yogyakarta, Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta, Institut Teknologi Sains Bandung, INSTIPER, Politeknik Kampar, Institut Teknologi Perkebunan Pelalawan Indonesia, Politeknik ATI Padang, Politeknik PTKI Medan, Politeknik Aceh, Politeknik Pembangunan Pertanian Medan, Univ Prima Indonesia dan Sekolah Vokasi-IPB.
BPDPKS juga telah bekerjasama dengan dan 11 lembaga pelatihan yaitu PT. LPP Agro Nusantara, PT. Global Scholarship Service (IPB Training), Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta, PT. Best Planter Indonesia, PT. Sumberdaya Indonesia Berjaya, Balai Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian Ciawi, PT. Citra Widya Education, PT. Forestcitra Sejahtera (Mutu Institute), PT. Iskol Agridaya Internasional dan PT. Daya Guna Lestari. (SDR)