JAKARTA – Andi Amran Sulaiman kembali dilantik sebagai Menteri Pertanian (Mentan) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara Jakarta, Rabu (25/10/2023). Lelaki kelahiran Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) ini mengisi kursi menteri yang ditinggalkan Syahrul Yasin Limpo yang terjerat kasus dugaan korupsi.
Seusai dilantik, Amran langsung menuju Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan) yang berlokasi di Jalan RM Harsono, Ragunan, Jakarta Selatan. Puluhan wartawan telah menunggu kedatangan Amran di lobi Gedung A komplek perkantoran Kementan.
Sekitar pukul 10.00 WIB, mobil Toyota Vellfire hitam merapat di lobi Gedung A Kementan. Amran pun turun dari mobil tersebut dan langsung disambut jajaran pejabat eselon 1 Kementan.
Di lobi Gedung A tersebut, Amran langsung melakukan press conference. Dalam keterangannya, Menteri Pertanian Periode 2014-2019 ini menyatakan bahwa dirinya bersyukur dan merasa terhormat kembali dipercaya Presiden Jokowi sebagai Menteri Pertanian untuk sisa masa jabatan 2019-2024.
“Satu tahun ini saya fokus pada produksi padi, jagung, dan kedelai (pajale). Kita menekan dulu impor agar bisa swasembada,” ujar Mentan Amran.
Hal ini, kata Amran, sesuai dengan arahan Presiden Jokowi yang meminta Indonesia meningkatkan produksi berbagai komoditas strategis. Amran mengaku optimistis, target tersebut dapat tercapai seperti yang pernah dilakukan pada 2017 dan 2021 lalu.
Amran mengatakan, semua program yang baik untuk kepentingan bangsa dan negara akan dilanjutkan. Dia mencontohkan, zaman dia memimpin Kementan ada program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani atau yang dikenal dengan Program Serasi.
“Semua program yang baik akan kita lanjutkan. Kita sudah pernah swasembada dan harus kita capai kembali,” katanya.
Adapun saat ditanya mengenai perubahan cuaca ekstrem el nino yang saat ini tengah berlangsung, Amran mengaku sudah pernah melalui masa sulit tersebut pada tahun 2015. Waktu itu, el nino dapat dilewati dan produksi tetap tinggi. “Kita sudah pernah melewati el nino dengan sangat baik. Jadi tahun ini kita hadapi juga dengan cara yang terbaik,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Amran sama sekali tidak menyinggung soal sawit. Berkali-kali dia menegaskan bahwa dirinya akan fokus pada masalah pangan terutama beras. Hal ini mengingat tahun ini Indonesia telah mengimpor beras sebanyak 3,5 juta ton.
“Saat ini kita telah impor beras berapa? 3,5 juta ton kan. Saya akan fokus di situ. Minimal bisa mengurangi impor, dan kalau bisa kita swasembada,” tandas Mentan Amran.
Di periode 2014-2019, Mentan Amran memang dikenal sebagai Menteri Pajale. Karena selama menjabat sebagai Menteri Pertanian, Amran fokus pada padi, jagung dan kedelai. Apalagi selama ini Indonesia selalu mengimpor komoditas jagung dan kedelai dalam jumlah banyak.
Dirinya fokus ke padi karena komoditas ini sangat vital bagi suatu negara. “Impor jagung dan kedelai masih tinggi, sementara untuk padi kita tahu semua bahwa ini (padi) sangat vital bagi suatu negara,” kata Amran dalam sebuah acara.
Dia kurang memberikan perhatian kepada sawit mengingat para petani sawit relatif sejahtera dibandingkan petani padi, jagung, maupun kedelai. “Ibarat orang tua, saya ini sekarang sebagai Bapaknya petani padi, petani kedelai, petani jagung, petani sawit, dan petani-petani lainnya. Kita tau semualah tingkat kesejahteraan petani sawit lebih baik jika dibandingkan dengan petani pangan. Sebagai orangtua, saya harus berpihak pada anak-anak saya yang belum sejahtera,” kata Amran saat memberikan sambutan pada acara IPOC 2017 di Nusa Dua, Bali. (SDR)