JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan nira atau cairan manis kelapa sawit bisa menjadi peluang ekonomi yang besar bagi petani, mengingat cairan itu bisa dimanfaatkan sebagai bahan gula merah berkualitas.
“Nira sawit dikenal memiliki rasa manis yang dihasilkan dari kandungan gula yang tinggi, dan dapat diolah menjadi gula merah berkualitas,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika di Jakarta, Senin.
Disampaikannya, di daerah penghasil kelapa sawit, seperti Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara jumlah pengrajin nira terus meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa nira sawit dapat menjadi sumber nilai ekonomi yang signifikan bagi masyarakat, terutama pada masa peremajaan kebun.
Baca Juga: Membuat Gula Cair dari Batang Sawit Tua
Oleh karena itu, untuk memastikan keberlangsungan usaha gula merah sawit yang dihasilkan dari nira pada skala industri kecil dan menengah (IKM), penting bagi petani untuk membangun sistem manajemen yang efisien.
Guna meningkatkan efisiensi itu, pihaknya membuat pola kemitraan yang diterapkan dengan membentuk kelembagaan yang menghubungkan petani dengan pengrajin gula merah sawit.
“Melalui kerja sama ini, para petani dapat menyediakan bahan baku dari pohon sawit yang mereka tanam sendiri,” ujar Putu.
Baca Juga: Menanti Produk Gula Merah dari Kelapa Sawit
Menurutnya, investasi untuk memproduksi gula merah dan nira pada skala 1 hektare diperkirakan mencapai Rp25 juta yang mencakup berbagai peralatan.
“Data menunjukkan bahwa rata-rata jumlah nira yang dihasilkan mencapai 6,8 liter per batang per hari. Rincian produksi mencakup 2,7 liter di pagi hari dan 4,5 liter di sore hari, dengan masa penderesan berlangsung antara 1,5 hingga 2 bulan,” ungkap Putu.
Jika petani melakukan sendiri proses pengolahan nira, mereka dapat menghasilkan keuntungan bersih antara Rp18 juta hingga Rp25 juta.
“Inisiatif pengolahan nira dan pemanfaatan batang kelapa sawit ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal dan nasional, hingga dapat meningkatkan kesejahteraan para pekebun,” kata Putu. (ANG)