JAKARTA – Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjen Perkebunan) Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Perhimpunan Agronomi Indonesia (Peragi) untuk percepatan swasembada gula.
Dirjen Perkebunan Andi Nur Alam Syah mengatakan pada penandatanganan kerjasama ini, dilanjutkan dengan Fokus Group Diskusi (FGD) tentang Evaluasi Pembangunan Pabrik Gula dan Penyediaan lahan untuk penambahan luas areal tebu. FGD ini guna menyusun upaya dan langkah strategis dalam mengejar target swasembada gula konsumsi tahun 2028, gula industri di 2030 dan penyediaan bioetanol sebagai bahan bakar nabati.
“Sesuai arahan Presiden, kita lakukan percepatan untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi dan industri dengan berbagai strategi,” kata Andi dalam acara penandatangan kerjasama dan FGD tersebut yang diselenggarakan di Ruang Rapat Ditjen Perkebunan, Jakarta, Rabu (13/3/2024).
Andi menjelaskan strategi yang dilakukan di antaranya mempertahankan lahan existing tebu dan mencari lahan baru di Pulau Jawa dan luar Jawa untuk perluasan areal tebu. Selanjutnya menjalin kerja sama dengan BRIN serta Peragi.
“Ini agar inovasi teknologi untuk kita lakukan percepatan serta pengembangan bioetanol tebu ini segera tercapai,” jelasnya.
Andi menambahkan strategi percepatan swasembada gula dan penyediaan bioetanol yakni perlunya melakukan percepatan teknologi dan memperkuat riset, khususnya meningkatkan produktivitas tebu. Ini menjadi dasar kerja sama sekaligus mengundang para instansi dan stakeholder dalam FGD.
“Hal ini tentunya untuk sama-sama mendiskusikan strategi ke depannya untuk percepatan peningkatan produksi bahkan swasembada gula konsumsi, industri serta penyediaan bioetanol,” bebernya.
Direktur Tanaman Semusim dan Tahunan, Ditjen Perkebunan, M. Rizal Ismail menambahkan sesuai rencana untuk percepatan swasembada gula konsumsi dan gula industri akan dibangun 30 pabrik gula (PG) baru. Hingga FGD ini dilaksanakan sudah direncanakan pembangunan PG baru sebanyak 12 PG.
“Dan sebanyak 3 PG yang akan direaktifasi dan kurang lebih 8 PG yang akan ditingkatkan kapasitas produksinya,” ungkapnya.
Karena itu, Rizal menegaskan MoU dengan Peragi dan perjanjian kerja sama dengan BRIN dimaksudkan sebagai strategi untuk mewujudkan tugas Menteri Pertanian sebagaimana pasal 5 Perpres Nomor 40 Tahun 2023. Pertama, meningkatkan pembinaan, bimbingan teknis dan pendampingan kepada petani tebu dalam rangka meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu tebu giling yang berdayang saing.
Kedua, meningkatkan akses pendanaan melalui lembaga keuangan kepada petani tebu. “Bapak Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman setelah dilantik kembali Presiden Jokowi, langsung memberikan tugas kepada Ditjen Perkebunan untuk akselerasi implementasi Perpres Nomor 40 Tahun 2023 tersebut. Yaitu segera wujudkan swasembada gula dengan melakukan perluasan lahan tebu dan minimal membangun 30 pabrik gula,” pinta Rizal.
Dalam FGD ini, Tim Ditjen Perkebunan dan Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) menyampaikan laporan kegiatan survei dan ground checking potensi serta kesesuaian lahan untuk perluasan tebu. Dari lima provinsi yang disurvei dan ground checking yaitu Provinsi NTT, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Jawa Barat mendapatkan potensi lahan untuk perluasan areal tebu kurang lebih sebesar 200.000 hektare (ha). (PAH)