JAKARTA – Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) pada 2024 terealisasi 38.247 hektare (ha) dengan dana tersalur sebesar Rp1,295 triliun. Capaian itu masih di bawah target yang telah ditetapkan sebesar 70.000 ha.
“Masih belum mencapai target selalu, karena sulit. 2024 angkanya 38.247 hektare dengan dana tersalur sebesar Rp1,295 triliun,” kata Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Eddy Abdurrachman pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (17/2/2025).
Eddy mengungkapkan beberapa hal yang menjadi kendala dalam program PSR. Salah satunya menyangkut persyaratan mengikuti program PSR yang dinilainya sulit.
Baca Juga: Anggaran BPDP Dipangkas 33,81% Jadi Sekitar Rp4 Triliun
“Petani kesulitan memenuhi persyaratan mengikuti program PSR, khususnya terkait bebas kawasan hutan atau tidak, terjadi tumpang tindih dengan hak guna usaha dengan perusahaan-perusahaan lain,” tuturnya.
Kendala lainnya adalah karena harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang sedang tinggi, yakni di atas Rp3.000-an. Kondisi ini menyebabkan pada turunnya permintaan perkebunan mengikuti program PSR. Apalagi jika perkebunan itu merupakan satu-satunya sumber mata pencaharian petani.
“Kedua adalah harga TBS yang saat ini tinggi berdampak pada penurunan permintaan kebun mengikuti PSR, khususnya kebunnya merupakan satu-satunya yang bisa diharapkan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka,” katanya.
Baca Juga: BPDP Tandatangani Kerja Sama Tiga Pihak Penyaluran Dana PSR dan Sarpras
Kendala lainnya, kemitraan dengan perusahaan yang belum optimal. Eddy menyebut ke depannya kemitraan antara perusahaan dengan pekebun akan lebih digalakkan. Ia juga akan berkoordinasi dengan kementerian/lembaga lain untuk menyederhanakan persyaratan mengikuti PSR.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan program PSR rata-rata baru mencapai sekitar 50.000 ha per tahun sejak 2017. Padahal Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) menargetkan realisasinya 180.000 ha per tahun.
“Rata-rata (PSR) kita baru mencapai sekitar 50.000 ha per tahun dan ini kurang dari 30% dari target yang waktu itu dicanangkan Bapak Presiden (Jokowi) 180.000 ha per tahun,” kata Airlangga dalam Rapat Koordinasi Nasional tentang Rencana Aksi Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAN-KSB) Tahun 2019-2024 di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Kamis (28/3/2024). (SDR)