JAKARTA – Dari beberapa penyakit tanaman kelapa sawit yang disebabkan oleh cendawan atau jamur adalah penyakit busuk akar (Blast disease). Penyakit yang dipicu oleh jamur Rhizoctonia lamellifera dan Phytium spini menyerang sistem perakaran di dalam tanahyang menyebabkan akar membusuk. Akar sawit yang terinfeksi akan rusak sehingga tidak mampu menyerap nutrisi. Akibatnya pertumbuhan sawit tidak normal dan lama-lama mati.
Tanaman kelapa sawit yang sudah terserang penyakit ini punya gejala pertumbuhan yang tidak normal, tanaman kerdil, lemah dan terjadi nekrosis (daun berubah warna dari hijau menjadi kuning) pada daun tanaman. Perubahan warna daun dimulai dari ujung daun dan dalam waktu beberapa hari tanaman akan mati. Penyakit ini bisa menyerang mulai dari pembibitan, tanaman muda hingga tanaman dewasa.
Selain terlihat pada bagian daun, gejala serang penyakit akar busuk ini dapat dilihat dari akar di mana bagian hypodermis terpisah dengan berkas pembuluh, terjadi pembusukan pada jaringan kortikal. Setelah itu, jaringan dalam akar mengalami busuk basa, berwarna kuning kecoklatan. Serangan penyakit ini banyak menimpa sawit berumur 3-7 tahun.
Untuk menghindari penyakit akar busuk ini, ada beberapa hal yang patut diperhatikan. Salah satunya kualitas bibit yang harus sesuai prosedur budidaya. Gunakan bibit bersertifikat untuk menjamin keamanannya. Selain itu, gunakan media semai yang baik dan tidak terinfeksi jamur dan cendawan. Agar jamur tidak berkembang, kondisikan media semai pada pH yang ideal.
Perlakuan yang benar harus dimulai dari bibit. Karena itu diperlukan naungan pada bibit di musim kemarau, pemberian air yang cukup dan tidak berlebihan, dan aplikasikan fungisida sejak dini untuk pencegahan. Jika ada bibit yang sakit, segera musnahkan dan isolasi bibit sakit lainnya di satu bedeng yang berjauhan ± 20 m dari bibit sehat. Selamat mencoba. (RTA)