JAKARTA – Tercapainya kesepakatan dagang antara Indonesia dan Uni Eropa, melalui Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA), disebut akan menguntungkan eksportir Indonesia.Salah satunya eksportir kelapa sawit RI.
Hal ini ditegaskan Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, di Paris, Prancis, Selasa waktu setempat. Menurutnya sawit RI tidak akan dikenakan sanksi.
“Saya tidak berhak untuk memberikan detail, tapi pertama adalah kelapa sawit tidak dikenakan sanksi, tidak dikenakan penalti atau denda atau sebagainya,” tegasnya.
Baca Juga: Indonesia Menang Lawan Gugatan Uni Eropa di WTO
“Melainkan, kelapa sawit sangat dibutuhkan oleh industri Eropa. Semua barang-barang yang misalnya sampo atau sabun atau makanan, ya ini banyak itu ingredient-nya atau unsurnya itu dari kelapa sawit. So ini, untuk 27 negara anggota European Union sangat dibutuhkan,” tambah adik Prabowo itu.
Intinya, kata Hasyim, memang pemerintah Indonesia juga diminta beberapa hal oleh UE. Namun Presiden Prabowo, tambahnya, juga sudah setuju. Meski begitu, dikatakannya lagi, hasil detail akan diberikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. “Sangat menguntungkan,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani mengatakan IEU-CEPA bisa meningkatkan perdagangan RI hingga USD60 miliar (Rp974 triliun) dari sebelumnya kurang lebih USD30 miliar. Selain kelapa sawit, Eropa menjadi rumah bagi ekspor alas kaki, tekstil dan garmen Indonesia. (REL)