JAKARTA – Salah seorang petani sawit di Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat resah dengan aksi demonstran yang melontarkan tuduhan-tuduhan tanpa dasar. Aksi tersebut dilakukan sekadar untuk menarik perhatian.
“Hubungan perusahaan dengan kami baik-baik saja, kok,” ujar salah seorang petani plasma di Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat. Kami percaya perusahaan sawit yang sejak lama berdiri dan beroperasi di Pasangkayu, banyak memberi manfaat kepada masyarakat maupun kemajuan wilayah,” katanya via telepon, Sabtu (27/9/2025).
Menurut petani sawit yang tidak ingin namanya disebutkan tersebut, kawasan ini bahkan mekar menjadi provinsi baru berkat perputaran ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. “Salah satunya karena kontribusi perusahaan kelapa sawit,” lanjutnya.
Baca Juga: Hasil Riset Sawit yang Didanai BPDP Diharapkan Dapat Diaplikasikan Petani
Ia juga tidak sependapat jika perusahaan dinilai melakukan kriminalisasi. Ia tahu persis bagaimana perusahaan selalu menempatkan masalah ini di jalur hukum. Menurutnya, orang-orang yang ditangkap itu karena mereka memanen buah sawit yang ditanam perusahaan.
Kamis, 25 September lalu, sekelompok orang memang mendatangi salah satu perusahaan sawit yang berkantor di Pulogadung, Jakarta.
Demonstran berupaya menarik perhatian. Termasuk dengan mencoba menghalangi akses jalan raya di kawasan industri Pulogadung. Tetapi, upaya itu tidak berlangsung lama karena sebelum terjadi kemacetan, pihak keamanan dari kawasan industri meminta supaya demonstrasi tidak mengganggu lalu lintas.
Hasri Jack, mantan aktivis mahasiswa yang beberapa kali ditangkap polisi karena menjadi otak unjuk rasa yang rusuh di Makassar, Sulawesi Selatan, pimpinan unjuk rasa siang hari itu. Bersama demonstran yang mengaku mahasiswa dengan jumlah tidak lebih dari 50 orang yang meneriakkan sejumlah tuntutan.
“Hentikan kriminalisasi terhadap warga Tikke Raya,” kata Hasri yang mengenakan kemeja putih dan jeans di atas mobil bak terbuka lengkap dengan sound system.
Baca Juga: Usulan Integrasi Program PSR dan ISPO Beri Dampak Nyata bagi Petani
Pidatonya berapi-api. “Kalau saya katakan APSP, kawan-kawan katakan perusahaan sawit penindas,” kata aktivis yang pernah mencalonkan diri dalam pemilu legislatif dapil IX Sulawesi Selatan tahun 2024, namun tak terpilih itu.
APSP yang dimaksud adalah Asosiasi Petani Pawit Pasangkayu. Wadah yang sering diklaim Hasri sebagai pemberi mandat untuk memperjuangkan kepentingan petani sawit.
Tak hanya itu, dari total 7 tuntutan yang seakan disusun tanpa observasi mendalam terlebih dahulu itu, Hasri juga minta agar perusahaan mewujudkan kewajiban membangun kebun plasma, minimal 20% dari luas kebun inti. Rombongan kemudian bergerak ke Kejaksaan Agung RI dan meneriakkan hal yang sama. (SDR)