JAKARTA – PT PLN (Persero) mengoperasikan co-firing Bio Compressed Natural Gas (BioCNG) berbahan baku limbah kelapa sawit pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Belawan, Sumatera Utara.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan BioCNG yang digunakan di PLTGU Belawan dihasilkan dari pengolahan limbah cair kelapa sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME).
“Indonesia sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia memiliki potensi signifikan untuk mengubah limbah ini menjadi sumber energi terbarukan yang berkelanjutan,” ujarnya, Sabtu (16/8/2025).
Baca Juga: PLN Rilis 592 “Renewable Energy Ceritificate” untuk Industri Sawit
Pemanfaatan ini tidak hanya menghadirkan solusi energi yang lebih ramah lingkungan dan stabil secara ekonomi, tetapi juga memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, seperti membuka lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan petani, mendorong tumbuhnya industri pengolahan lokal, serta mengurangi dampak pencemaran lingkungan di sekitar wilayah perkebunan.
Direktur Teknologi, Enjiniring, dan Keberlanjutan PLN, Evy Haryadi, mengungkapkan potensi listrik bersih dari pemanfaatan BioCNG di Sumatera Utara mencapai 478 GWh per tahun.
Melalui integrasi BioCNG sebagai bahan bakar alternatif, kata Evy, PLN berhasil mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan sekaligus mendayagunakan limbah organik menjadi energi bersih.
Baca Juga: Sumber Global Energi Pasok Cangkang Sawit untuk PLN EPI
“Pemanfaatan BioCNG ini akan berkontribusi terhadap produksi listrik bersih sebesar 478 GWh per tahun, penghematan bahan bakar setara Rp48 miliar per tahun dan pengurangan emisi CO2 sebesar 80.000 ton per tahun,” ujar Haryadi.
PLTGU Belawan memiliki kapasitas terpasang 1.184 MW dan menyumbang 10,96% pasokan listrik di Sumatera serta 30,75% di wilayah Sumatera Bagian Utara. Sepanjang 2024, capaian co-firing biomassa di pembangkit PLN mencapai 854.000 MWh, dan targetnya akan meningkat dengan pemanfaatan BioCNG. (REL)