PADANG – Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) memiliki 35 unit industri pengolahan minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang beroperasi di sejumlah kabupaten/kota. Tak mengherankan apabila kelapa sawit menjadi salah satu komoditas unggulan di provinsi ini untuk mendongkrak perekonomian daerah.
“Dari data yang kami punya ada 35 unit industri, produksi mereka cukup besar,” kata Kepala Bidang Industri Non Agro Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Sumbar Ridonal seperti dikutip BISNIS, Selasa (16/7/2024).
Dia menjelaskan 35 perusahan industri kelapa sawit yang ada di Sumbar itu berada di Kabupaten Dharmasraya, Pasaman Barat, Pesisir Selatan, Sijunjung, Agam, Solok Selatan, dan Kota Padang.
“Yang paling banyak itu tersebar di Dharmasraya dan Pasaman Barat, karena memang dua daerah itu lahan kebun kelapa sawitnya sangat luas,” jelasnya.
Kemudian untuk 35 perusahaan industri kelapa sawit itu, merupakan perusahaan yang besar, mulai dari PT Incasi Raya hingga PT Wira Inno Mas.
“Kami cukup rutin melakukan pengawasan untuk memastikan operasi pabrik atau industri berjalan dengan baik tanpa memberikan dampak lainnya seperti soal limbah dan sebagainya. Sejauh ini kondisi industri berjalan dengan baik,” sebut Ridonal.
Menurutnya, 35 industri pengolahan kelapa sawit yang ada di Sumbar itu terbilang sudah cukup lama beroperasi. Hanya ada satu atau dua industri saja yang tergolong baru seperti yang ada di wilayah Kota Padang.
“Investasi soal industri pengolahan sawit di Sumbar ini tidak begitu banyak bertambah. Industri lama yang tetap beroperasi,” ucapnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumbar Ferdinal Asmin mengatakan perkebunan kelapa sawit di Sumbar tersebar di Kabupaten Dharmasraya, Pasaman, Pasaman Barat, Sijunjung, Pesisir Selatan, Agam, Kabupaten Lima Puluh Kota, Padang Pariaman, Tanah Datar, Solok Selatan, dan Kabupaten Solok.
Untuk luas lahan perkebunan sawit di Sumbar untuk kebun rakyat 253.898 hektare (ha) dan untuk kebun perusahaan atau mitra 160.000 ha. Dari luas lahan sawit itu, produksi CPO per tahunnya rata-rata 650.000 ton.
“Harga kelapa sawit perusahaan Rp3.094,37 per kilogram, harga itu berlaku pekan kemarin. Untuk pekan ini belum ditetapkan lagi,” jelasnya.
Menurutnya melihat cukup luas lahan perkebunan kelapa sawit itu dengan produksi yang mencapai 650.000 ton per tahun, merupakan sebuah potensi yang besar. Untuk itu pemerintah terus mendorong produktivitas kelapa sawit, dengan cara berharap pekebun melakukan replanting.
Karena sawit yang berusia 25 tahun itu, mengalami penurunan produksi. “Bicara soal replanting, memang lagi ada kendala, terutama replanting yang difasilitasi pemerintah. Kalau replanting secara mandiri oleh kebun rakyat berjalan dengan baik,” jelasnya.
Sejauh ini terdapat 98.000 ha lahan perkebunan kelapa sawit di Sumbar yang dinilai memasuki masa peremajaan. Dia berharap pelaksanaan replanting bisa berjalan dengan baik, sehingga ke depan produksi sawit bisa meningkat. (ANG)