BRUSSEL – Keputusan Uni Eropa memberlakukan Undang-Undang Anti Deforestasi (European Union Deforestation Free Regulation/EUDR) disikapi secara tegas oleh Indonesia. Kalau selama ini Indonesia masih memberikan ruang kepada Uni Eropa untuk mengkaji ulang, tapi berbeda dengan sikap Indonesia terkini. Menyikapi EUDR, Indonesia menunda perjanjian dagang dengan Uni Eropa.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan negosiasi perdagangan bebas antara Indonesia dan Uni Eropa ditunda. “Sambil menunggu kelonggaran EUDR yang diberikan kepada produsen minyak sawit di bawah aturan baru. Kami akan tunggu tujuh tahun lagi,” kata Airlangga di Brussel, Belgia pada 31 Mei 2023.
Langkah tegas serupa juga diambil oleh Malaysia. “EUDR ini tidak adil bagi petani di Malaysia dan Indonesia,” kata Dato’ Sri Haji Fadillah bin Haji Yusof, Deputy Perdana Menteri Malaysia kepada seperti dikutip Financial Times.
Kalau ditelusuri lebih dalam, sebenarnya UEDR hanya berpihak pada perusahaan besar atau multinasional yang mampu membayar birokrasi yang dituntut oleh peraturan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari tawaran pejabat Uni Eropa agar kesepakatan dagang dengan Indonesia dan Malaysia dilihat dari tindakan Eni Eropa dalam pemberlakuakn UEDR.
Perang dagang yang dilancarkan Uni Eropa dengan ‘selimut’ peraturan anti deforestasi pada dasarnya menafikan langkah-langkah konkret yang sudah dilakukan Indonesia dan Malaysia. Fakta minyak zaitun, kedelai, bunga matahari dari Uni Eropa yang tidak kompetitif dibandingkan minyak sawit sebenarnya alasan di balik semua ini. Namun, Uni Eropa mengemasnya dalam kampanye anti deforestasi.
Protes Indonesia dan Malaysia terus dilakukan melalui joint mission pada 30-31 Mei 2023 di Brussels, Belgia. Misi bersama ini dipimpin oleh Menko Airlangga dan Dato’ Sri Haji Fadillah Bin Haji Yusof. Misi bersama ini bertujuan menyampaikan concern Indonesia dan Malaysia tentang EUDR yang dapat menghambat akses pasar komoditas kelapa sawit ke pasar Uni Eropa. Dampak berikutnya adalah kerugian para petani sawit di kedua negara.
Beberapa pejabat Uni Eropa yang ditemui di Brussel antara lain Josep Borrell-Fontelles (High Representative of the European Union for Foreign Affairs and Security Policy), Virginijus Sinkevicius (Commissioner for the Environment, Oceans and Fisheries), Frans Timmermans (EVP European Green Deal and Commissioner for Climate Action Policy), MEP Heidi Hautala (VP of the European Parliament) dan MEP Bernd Lange (Chair of International Trade/INTA Committee). (NYT)