JAKARTA – Salah satu hambatan dalam mengembangkan kelapa sawit adalah tumbunya gulma di sekitar tanaman. Tentu saha gulma mengganggu pertumbuhan pohon sawit karena bersaing dalam mendapatkan unsur hara, cahaya, iklim mikro, sampai menyumbat saluran drainase yang dapat menyebabkan areal terendam air. Akibatnya produktivitas tanaman menurun.
Gulma tumbuh cepat pada Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) karena intensitas cahaya yang sampai pada permukaan tanah masih tinggi dan memicu perkecambahan benih gulma. Gulma di kebun sawit berbeda perbedaan karakter lingkungan. Gulma yang tumbuh pada lahan kering umumnya gulma berdaun lebar. Sedangkan pada lahan basah umumnya didominasi oleh gulma berdaun sempit, pakis dan teki.
Untuk mengendalikan gulma biasanya dilakukan dengan pengendalian secara mekanis. Namun, cara ini tidak bertahan lama dan gulma tumbuh kembali. Untuk mengatasi hal itu, dapat dapat menggunakan herbisida kontak atau herbisida sistemik. Herbisida kontak, biasanya berbahan aktif Paraquat seperti Gramaxone, banyak dipakai untuk pengendalian gulma di lahan miring. Sedangkan herbisida sistemik lebih banyak digunakan pada lahan datar.
Jika kita menggunakan herbisida kontak, sebaiknya tidak menyemprot bagian pelepah sawit, tapi mencabut secara manual. Herbisida bisa didapatkan di toko pertanian. Namun, jika kita ingin membuat herbisida sendiri, bahan yang diperlukan dan caranya tidak sulit.
Alat dan Bahan:
- Ember
- Garam krosok
- Sabun cuci piring
- Air
Cara membuat:
- Masukkan enam liter air bersih ke dalam ember.
- Tambahkan 700 garam krosok lalu campur dengan sabun cuci piring sebanyak 40 ml.
- Aduk semua bahan hingga tercampur merata, lalu diamkan selama lima menit.
- Herbisida siap diaplikasikan dengan menggunakan alat semprotan.
Selamat mencoba. (NYT)