MALANG – Bungkil kelapa sawit bukan sekadar produk sampingan dari pemrosesan kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit. Produk hasil ikutan dari pemrosesan inti sawit ini memiliki manfaat yang sangat besar bagi peternakan sapi hingga lele. Ujicoba yang dilakukan 3 peneliti Universitas Mulawarman Samarinda, bungkil sawit berdampak bagus pada pertumbuhan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) yang memiliki kandungan protein tinggi.
Bungkil sawit memiliki kandungan protein hingga 14-17% protein, Serat kasar 12-18%, dan lemak 10,5%. Karena itu, bungkil inti sawit sangat baik untuk dimanfaatkan untuk pakan ternak seperti sapi atau lele. Tentu saja, cara pembuatan pakan ternak berbasis bungkil sawit harus disesuaikan dengan kebutuhan ternaknya.
Tiga orang peneliti yakni, Andi Nikhlani, Henny Pagoray, Sulistyawati dari Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan Universitas Mulawarman Samarinda merilis hasil ujicoba pakan lele berbasis bungkil sawit. Hasil penelitian itu dituangkan di Journal of Fisheries and Marine Research Vol 6. No. 2 tahun 2022. Lele sangkuriang yang diberi pakan pelet dari bungkil sawit ternyata tumbuh lebih baik dibandingkan lele yang tidak diberi pelet dari bungkil sawit.
Untuk membuat pelet dari bungkil sawit, ketiga peneliti ini membagikan kiatnya. Bungkil sawit digiling dan diayak untuk memisahkan bagian yang halus dan kasar. Untuk membuat 1 kg pakan, bahan yang dibutuhkan adalah basal food yang terdiri dari 450 gram tepung bungkil sawit dan 100 gram tepung tapioka. Ditambah 450 gram tepung ikan sebagai suplemen.
Selain bahan di atas, diperlukan juga dedak padi yang sudah diayak untuk mendapatkan hasil tepung dedak yang halus. Untuk membuat pakan sebanyak 1 kg maka bahan yang digunakan yaitu basal food yang terdiri dari 450 gram tepung dedak dan 100 gram tepung tapioka plus 1450 gram tepung ikan sebagai suplemen.
Semua bahan itu dicampur dan diaduk hingga rata. Kemudian ditambah air sedikit demi sedikit, selanjutnya diaduk dan dijadikan adonan. Adonan yang sudah jadi dicetak dalam bentuk pelet menggunakan alat pencetak pakan. Pelet yang sudah dicetak dioven sampai kering. Pelet yang sudah dioven disimpan di tempat yang kering dan terhindar dari cahaya matahari.
Dengan pelet dari bungkil sawit ini, 100 ekor lele sangkuriang yang dijadikan obyek penelitian ternyata tumbuh lebih bagus. Hal ini karena kandungan nutrisi bungkil sawit. Selain protein, bungkil sawit juga mengandung prebiotic yang sangat bermanfaat untuk proses pencernaan makanan dalam usus. Jadi, banyak sekali manfaat sawit, bukan? (LIA)