JAKARTA – Di tengah perlakuan diskriminatif Uni Eropa terhadap komoditas kelapa sawit dari Indonesia, kabar baik malah datang dari negeri kaya raya. Arab Saudi menyatakan minatnya berinvestasi di komoditas sawit di Indonesia. Sebagai negara dengan kuliner berbasis minyak nabati, wajar kalau negeri kerajaan ini berminat di investasi sawit.
Atase Perdagangan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Riyadh, Arab Saudi Gunawan mengatakan Saudi Agricultural and Livestock Company (SALIC) tertarik berinvestasi pada produk-produk minyak nabati Indonesia.
“SALIC sangat tertarik untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia dan Indonesia merupakan produsen terbesar crude palm oil (CPO),” kata Gunawan dalam keterangan tertulis di Jakarta pada 26 Juli 2023.
SALIC merupakan anak perusahaan yang diinisiasi Pemerintah Kerajaan Arab Saudi. SALIC dibentuk melalui kemitraan nasional, regional, dan internasional. Kepemilikannya berasal dari saham gabungan Arab Saudi yang dimiliki oleh Dana Investasi Publik (PIF) Pemerintah Kerajaan Arab Saudi.
Duta Besar Republik Indonesia di Riyadh Abdul Aziz Ahmad mengatakan, selama ini Arab Saudi mengimpor minyak goreng dari berbagai negara. Dalam tiga tahun terakhir (2020–2022) total impornya secara berurutan mencapai 124,9 juta dolar AS, 117,76 juta dolar AS dan 884,19 juta dolar AS.
Sedangkan total impor minyak goreng Arab Saudi dari seluruh dunia pada 2022 mencapai 669,65 juta metrik ton (MT). “Jumlah ini kurang lebih berkontribusi terhadap dua persen total impor barang dan jasa Arab Saudi dari seluruh dunia,” kata Abdul Aziz.
Beberapa negara pemasok minyak goreng terbesar bagi Arab Saudi adalah Malaysia, Indonesia, Oman, Persatuan Emirat Arab, Singapura, Mesir, Kanada, Spanyol, dan Amerika Serikat.
Gunawan mengatakan United States Department of Agriculture (USDA) memproyeksikan pada 2022/2023 produksi minyak sawit mentah Indonesia akan mencapai 45,5 juta metrik ton (MT) dan produksi CPO Malaysia 18,8 juta MT.
Jumlah ini, kalau digabungkan, produksi CPO Indonesia dan Malaysia mencapai 64,3 juta MT. Dengan demikian, jumlah produksi itu menguasai 83 persen dari total produksi CPO global yang diperkirakan mencapai 77,22 juta MT pada 2022/2023.
Sedangkan nilai ekspor CPO Indonesia ke Arab Saudi pada 2022 sebesar 265,73 juta dolar AS, pada 2021 sebesar 259,02 juta dolar AS dan 2020 adalah sebesar 89,43 juta dolar AS. Nilai ekspor Indonesia ke Arab Saudi dalam periode 2018-2022 tumbuh sekitar 44 persen.
Sedangkan ekspor minyak goreng tahun 2022 sekitar 225,98 juta MT. Dengan pasokan sebesar ini Indonesia menyuplai 32 persen total kebutuhan Arab Saudi. (NYT)