JAKARTA – Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengatakan Indonesia dan Malaysia akan terus bergerak meyakinkan pasar India tentang minyak sawi dari kedua negara. Dengan meyakinkan mereka, Indonesia memiliki peluang memperluas pasar di India sekaligus untuk menjawab diskriminasi komoditas sawit oleh Uni Eropa.
Penetrasi dan perluasan pasar India terus dijajaki. Salah satunya dengan menghadiri konferensi Globoil India 2023, The 52nd Solvent Extractors’ Association of India Annual General Meeting & Annual Awards Function (SEA AGM) pada 28 September 2023. Acara yang dihadiri termasuk Inaugural and Keynote Session of the Globoil India 2023 sehari berikutnya di Mumbai, India.
“India mitra strategis bagi Indonesia di sektor minyak sawit,” kata Wamendag Jerry dalam keterangan tertulisnya di Jakarta pada 3 Oktober 2023. Nilai ekspor minyak sawit Indonesia ke India merupakan yang tertinggi, yaitu USD 5,32 miliar dan mencakup sekitar 18 persen dari total ekspor minyak sawit Indonesia ke dunia.
“Nilai tersebut meningkat dari tahun ke tahun dengan tren pertumbuhan 12,46 persen,” katanya. Kehadirannya dalam kegiatan ini merupakan rangkaian agenda Misi Bersama (Joint Mission) Dewan Negara-negara Produsen Minyak Kelapa Sawit (Council of Palm Oil Producing Countries/CPOPC) ke India.
Menurut Wamendag, ekspor minyak sawit Indonesia ke India pada 2022 tercatat sebesar 4,9 juta ton atau meningkat 62 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai tersebut memberikan kontribusi sebesar 18 persen terhadap total nilai ekspor minyak sawit yang berjumlah USD 5,32 miliar.
Peran penting sektor sawit untuk perekonomian Indonesia terlihat dari kontribusi yang besar hingga USD 29,66 miliar pada pendapatan ekspor 2022 dan menciptakan sekitar 5,5 juta lapangan kerja. “Ini menempatkan produk minyak sawit pada peringkat pertama pendapatan ekspor sektor nonmigas selama lima tahun terakhir,” katanya.
Untuk menjadi produsen yang lebih kompetitif, Indonesia mendorong Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) yang memastikan seluruh praktik kelapa sawit Indonesia berkelanjutan. Karena itu, perbaikan tata kelola terus dilakukan agar ISPO juga menjangkau kalangan petani kecil.
Wamendag Jerry mengingatkan kebijakan European Union Deforestation-free Regulation (EUDR) berpotensi menghambat ekspor produk sawit ke pasar Eropa. Regulasi ini berpotensi memberikan dampak negatif terhadap kehidupan lebih dari 2 juta petani di Indonesia.
“India memiliki kepentingan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan berencana memulai produksi sawit di masa depan. Untuk itu, Indonesia mengajak India untuk berkolaborasi dengan negara-negara produsen kelapa sawit dalam melawan diskriminasi kelapa sawit demi menjamin kesejahteraan masyarakat serta melindungi kehidupan petani,” katanya. (PEN)