PALEMBANG – Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) Indonesia menggelar Bisnis Forum Kemitraan Sawit 2025 di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (13/9/2025). Kegiatan ini dalam rangka memperkuat kerja sama inti plasma melalui pemanfaatan teknologi terbaru di bidang kelapa sawit.
Kota Palembang menjadi kota ketiga dilaksanakannya kegiatan ini. Sebelumnya gelaran serupa dilaksanakan di Medan dan Pekanbaru. Sementara gelaran ini didukung oleh IAS Global, BSI dan Bionusa.
Sejumlah tokoh hadir dalam gelaran tersebut antara lain Ketua Umum Aspekpir Indonesia Setiyono, Wakil Ketua Umum GAPKI Susanto, Ketua Dewan Pengawas Aspekpir Indonesia Rusman Heriawan, Ketua Aspekpir Riau Sutoyo, Ketua Aspekpir Sumsel Bambang Gianto, Plt. Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan Herdi Apriansyah, Region Head PTPN IV Regional VII Denny Ramadhan dan Ketua GAPKI Cabang Sumatera Selatan Alex Sugiarto.
Baca Juga: Bisnis Forum Kemitraan Sawit di Riau Hasilkan 3 MoU Strategis
Para narasumber yang dihadirkan adalah Country Sales & Project Manager IAS Global PTE, LTD Edi Haryanto, Distric Sales Manager PT Bio Sarana Indonesia Okto DL. Naibaho, Staf Ahli Bidang Pemasaran PT Bionusa Dwi Sutanti, dan Inventor PT Restoe Bumi Lestari Cahyo Rudi Widianto.
Ketua Umum Aspekpir Indonesia Setiyono mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari upaya membangun sinergi dan menyamakan visi para petani plasma dan perusahaan inti. “Harapan kita tentu memberikan manfaat bagi petani sehingga selain target sawit berkelanjutan nasional tercapai, kesejahteraan petani terwujud,” katanya.
Wakil Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Susanto menekankan bahwa industri sawit bukan hanya penyumbang devisa negara. Lebih dari 16,2 juta kepala keluarga, termasuk petani, pekerja, dan pelaku usaha, bergantung pada rantai pasok sawit untuk penghidupan mereka.
Baca Juga: Aspekpir Galakkan Pembuatan Biochar dari Tandan Kosong Sawit
Susanto menyoroti kabar baik dari sektor hulu. Harga Tandan Buah Segar (TBS) plasma di Palembang tercatat lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Hal ini tentu meningkatkan pendapatan petani plasma yang menjadi bagian penting dari rantai pasok sawit nasional.
Kolaborasi antara perusahaan inti dan perkebunan plasma dinilai kunci kesuksesan industri. Sinergi ini diharapkan terus diperkuat agar industri sawit tetap berdaya saing, berkelanjutan, dan mampu menjawab tantangan masa depan.
Sementara itu, Denny Ramadhan dari PTPN IV (PalmCo) menegaskan kesiapan PTPN IV untuk menjadi mitra strategis dalam Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), yang diinisiasi oleh Aspekpir.
Baca Juga: Kebun Sawit Plasma Diklaim Masuk Kawasan Hutan, Aspekpir Ngadu ke DPR
Keterlibatan ini merupakan wujud komitmen PalmCo untuk meningkatkan produktivitas sawit rakyat dan membuka peluang kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan guna mewujudkan swasembada energi dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
Pada kegiatan tersebut, juga dipamerkan aneka produk pupuk hayati PT Bio Industri Nusantara atau Bionusa, produk-produk polimesh PT Bio Sarana Indonesia atau BSI. Sedangkan AIS Global Pte Ltd, selain memamerkan alat uji rendemen kelapa sawit, juga mendemontrasikan penggunaan alat tersebut di hadapan peserta yang merupakan perwakilan koperasi petani sawit plasma dan sejumlah perwakilan perusahaan perkebunan kelapa sawit.
Dukungan besar terhadap kegiatan ini diberikan oleh AIS Global Pte Ltd, perusahaan penyedia teknologi pengukur rendemen kelapa sawit termutakhir saat ini yang mampu memberikan hasil analisa yang presisi produk kelapa sawit hanya dalam waktu dua menit dan merupakan inovasi teknologi perseroan yang dipersembahkan untuk uji kualitas bahan dan mutu produk kelapa sawit.
Kemudian PT Bio Sarana Indonesia atau BSI merupakan perusahaan yang fokus pada pengembangan dan produksi pestisida nabati, pupuk organik, feromon dan produk-produk alami inovatif berkualitas tinggi, salah satunya adalah atraktan kumbang penyerbuk elaeidobius utama Indonesia.
Adapun PT Bio Industri Nusantara atau Bionusa, merupakan Anak Perusahaan PTPN III Holding Perkebunan Kategori Non-PTPN yang mengoperasikan pabrik untuk pengolahan Biofungisida Marfu-P, Pupuk Hayati EMAS, Pupuk Organik Kompota, Biobus, Bioriz, Bioagrodeco, dan Pupuk Cair Biocomp, Kapasitas terpasang Pabrik mencapai 50 ton per hari. (SDR)