MUMBAI – Asosiasi Pengekstrak Pelarut India (SEA), Aliansi Minyak Sawit Asia (APOA), dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) memperkuat kerja sama di bidang perdagangan, keberlanjutan, inovasi, dan pengembangan pasar di seluruh rantai nilai minyak sawit di Asia. Nota kesepahaman ditandatangani di sela Konferensi SEA AGM & GlobOil India.
“SEA menyambut kemitraan ini dengan GAPKI dan APOA sebagai langkah penting dalam memperdalam hubungan India dengan Indonesia dan mitra Asia lainnya,” kata Shri Sanjeev Asthana, Presiden, SEA dalam keterangan tertulis yang diterima SAWITKITA, Senin (29/9/2025).
India memenuhi lebih dari 60% kebutuhan minyak nabati melalui impor, dengan Indonesia sebagai pemasok minyak sawit terbesar yang konsisten selama lebih dari satu dekade. Pada Agustus 2025, ekspor minyak sawit ke India meningkat hampir 16% menjadi 990.528 ton, yang merupakan angka tertinggi dalam setahun lebih, sehingga menegaskan peran penting komoditas ini dalam memenuhi kebutuhan minyak nabati India.
Baca Juga: GAPKI: Kondisi Buruh Sawit Indonesia Belum Krisis
“Nota Kesepahaman ini akan memperkuat akses India terhadap minyak sawit berkualitas tinggi dengan harga terjangkau, sekaligus memungkinkan pemangku kepentingan India untuk mendapatkan manfaat dari keahlian Indonesia dalam produksi minyak sawit berkelanjutan. Kesepakatan ini juga akan menciptakan peluang untuk perdagangan dan kerja sama teknis yang membawa stabilitas lebih besar bagi sektor minyak nabati di India,” lanjutnya.
Dalam kesempatan yang sama, Atul Chaturvedi, selaku Ketua APOA mengatakan nota kesepahaman ini menjadi tonggak sejarah bagi negara-negara konsumen minyak kelapa sawit di seluruh Asia.
“Bekerja sama dengan GAPKI dan SEA, APOA akan membantu memastikan pasokan yang aman, kerja sama regional yang lebih kuat, dan kesadaran konsumen yang lebih luas. Fokus kami untuk mewakili suara konsumen di Asia dan di waktu yang sama memajukan keberlanjutan dan pertumbuhan inklusif dalam perdagangan minyak sawit,” lanjutnya.
Baca Juga: GAPKI: Sawit Tiga Kali Jadi Penyelamat Ekonomi Indonesia
B. V. Mehta, Direktur Eksekutif, SEA dan Sekretaris Jenderal APOA mengatakan bahwa nota kesepahaman ini merupakan langkah maju yang signifikan dalam mendorong kolaborasi di antara pemangku kepentingan utama minyak kelapa sawit di Asia.
Hal ini tidak hanya memperkuat keamanan minyak nabati India, tetapi juga menggarisbawahi komitmen bersama kita terhadap keberlanjutan, transparansi, dan inovasi dalam rantai nilai minyak sawit.
“Dengan menyelaraskan upaya melalui SEA, GAPKI, dan APOA, kita dapat menciptakan platform yang kuat untuk berbagi pengetahuan, dialog kebijakan, dan pengembangan pasar yang akan bermanfaat bagi produsen, konsumen, dan seluruh kawasan,” ujar B.V. Mehta.
Baca Juga: GAPKI Dorong Penundaan EUDR, Ada Apa?
Perjanjian tiga tahunan ini menciptakan kerangka kerja yang kuat untuk kolaborasi antara SEA, APOA, dan GAPKI, dengan fokus pada:
1. Memfasilitasi interaksi pemangku kepentingan – Delegasi dan pertukaran rutin antara Indonesia dan negara-negara anggota APOA.
2. Meningkatkan perdagangan melalui berbagai platform – Konferensi bersama, pameran dagang, dan webinar untuk memperkuat keterlibatan industri.
3. Mempromosikan pertukaran informasi dan standar teknis – Berbagi penelitian, praktik terbaik, dan keahlian untuk meningkatkan standar industri.
4. Meningkatkan keberlanjutan melalui proyek bersama – Inisiatif kolaboratif yang selaras dengan kerangka kerja Indian Palm Oil Sustainability (IPOS) dan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).
5. Meningkatkan kesadaran konsumen – Mengatasi kesalahpahaman dan menyoroti peran minyak sawit dalam ketahanan pangan dan konsumsi yang bertanggung jawab.
6. Advokasi kebijakan – Bekerja sama dengan pemerintah dan regulator untuk mengurangi hambatan perdagangan dan menyelesaikan tantangan regulasi.
Pada konferensi tersebut, GAPKI menekankan bahwa, minyak kelapa sawit sangat penting bagi perekonomian Indonesia, dan melalui sertifikasi ISPO, upaya konservasi hutan, dan produksi yang bertanggung jawab, GAPKI mendukung keamanan pangan dan tujuan iklim India. Meskipun tantangan seperti kepatuhan petani kecil masih ada, kemitraan ini akan mendorong inovasi dan kebijakan inklusif untuk rantai pasok yang tangguh.
Ketua Umum GAPKI Eddy Martono mengatakan India merupakan salah satu pasar utama ekspor minyak sawit Indonesia dan tetap menjadi salah satu mitra terpenting. “Sebagai salah satu produsen minyak sawit terbesar di dunia, Indonesia siap bekerja sama dengan India, SEA, dan APOA untuk memenuhi permintaan konsumen sambil mempromosikan praktik yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Nota kesepahaman ini, kata Eddy Martono, juga akan membantu meningkatkan kesadaran publik tentang kontribusi positif industri ini di seluruh rantai nilai, mulai dari produksi hulu hingga industri hilir.
Berdasarkan nota kesepahaman, GAPKI akan mendukung industri minyak sawit India dengan pengetahuan teknis dan fasilitasi perdagangan. GAPKI juga akan mempromosikan manfaat ekonomi dan gizi minyak sawit Indonesia di India, mengundang SEA dan APOA sebagai tamu khusus dalam acara-acaranya, serta memberikan bantuan keuangan kepada mereka untuk mempromosikan minyak sawit berkelanjutan.
SEA dan APOA akan mempromosikan peluang perdagangan di India, memfasilitasi jaringan kerja untuk anggota GAPKI, dan mengundang GAPKI ke konferensi dan seminar yang diadakan di India dan yurisdiksi lain.
Nota kesepakatan ini berlaku selama tiga tahun, dan untuk memastikan pelaksanaannya, Kelompok Kerja Bersama akan mengimplementasikan dan memantau bidang-bidang kerja sama. Kelompok kerja ini akan menyusun rencana kerja tahunan, menetapkan KPI, dan menerbitkan laporan kemajuan bersama setiap tahun. (SDR)