JAKARTA – Gubernur Kalimantan Timur Dr H Irsan Noor all out membela komoditas sawit dalam rangkaian kunjungan kerjanya ke Eropa. Berbagai kampanye negatif sawit oleh negara-negara Eropa murni sebagai perang dagang, bukan masalah lingkungan.
“Meskipun isu yang dibawa Eropa terkait industri sawit adalah isu lingkungan dan perusakan hutan, sebetulnya di balik semua teror tersebut adalah masalah kompetisi (bisnis),” kata Gubernur Isran Noor di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag, Belanda, awal pekan ini.
Isran Noor menegaskan proses produksi minyak sawit lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan minyak bunga matahari yang diprosuksi Eropa. Apalagi tanaman kelapa sawit bisa hidup selama 25 tahun bahkan 30 tahun.
“Kalau bunga matahari kan setiap enam bulan dipanen. Saat itu hutan dibuka kembali karena harus dipanen,” kata Isran.
Isran Noor mengaku tidak khawatir dengan berbagai kampanye negatif sawit oleh negara-negara Eropa. Produksi minyak sawit Indonesia mendapai 55 juta ton di mana 20 juta ton terserap di dalam negeri.
“Dari yang diekspor 35 juta ton, hanya 8 persen yang diekspor ke Eropa. Kalau saya jadi juru runding pemerintah, tidak perlu (ekspor sawit) ke Eropa,” katanya.
Sementara itu, Duta Besar RI untuk Belanda Mayerfas mengatakan, negara-negara Eropa akan tetap membutuhkan minyak sawit. Saat pemerintah Indonesia melarang ekspor sawit tahun lalu, Eropa teriak dan meminta kran ekspor segera dibuka. (LIA)