JAKARTA – Harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) diperkirakan masih melanjutkan penguatan pekan ini setelah pekan lalu harga bergerak dalam trend menguat. Prediksi penguatan harga pekan ini berdasarkan rilisnya data ekspor CPO Malaysia, efek El Nino di Indonesia dan Malaysia, kondisi India, China dan Uni Eropa sebagai negara impotir utama CPO serta pasar minyak kedelai global.
Dari data Bursa Malaysia Derivatives, kontrak berjangka CPO untuk pengiriman November 2023 menguat 41 Ringgit Malaysia menjadi 3.673 Ringgit Malaysia per ton. Sementara kontrak berjangka CPO untuk Desember 2023 naik 20 Ringgit Malaysia menjadi 3.737 Ringgit per ton.
Sedangkan kontrak berjangka CPO Januari 2024 bertambah 34 Ringgitmenjadi 3.802 Ringgit per ton. Pada Februari 2024 meningkat 40 Ringgit menjadi 3.839 Ringgit per ton. Untrak berjangka CPO Maret 2024 naik 50 Ringgit menjadi 3.855 per ton dan untuk kontrak April 2024 naik 56 Ringgit menjadi 3.852 Ringgit per ton
“Dilihat secara year to date (ytd) sampan penutupan pekan kedua November 2023, harga CPO masih pada tren bearish dengan pelemahan sebesar 10,46%,” kata Girta Yoga, Research and Development ICDX. Harga CPO pada pekan kedua November naik 1,47%. Selama November hingga penutupan pekan kedua, harga CPO menguat 3,25%.
Girta Yoga mengatakan harga CPO pecan ini akan tergantung pada indikator pasar yang akan segera dirilis. Indikator yang dipantau antara lain data ekspor CPO Malaysia, efek El Nino di Indonesia dan Malaysia, situasi negara importir utama, dan pasar minyak kedelai.
Harga minyak kedelai pekan ini, kata Girta, berpotensi menguat yang dinilai dari indikator situasi di negara produsen utama (Brasil, Amerika Seriakt dan Argentina), situasi di negara importir utama (India, China dan Uni Eropa), efek El Nino, dan situasi di pasar CPO.
“Harga CPO pekan ini diperkirakan bergerak pada resistance di kisaran 3.850 – 3.900 Ringgit per ton,” katanya. Namun, jika ada katalis negatif, harga CPO berpotensi berada di level support 3.780 – 3.730 Ringgit per ton. (NYT)