JAKATA – PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) atau Lonsum membukukan penjualan pada 2024 mencapai Rp4,56 triliun atau naik 9% jika dibandingkan 2024 yang tercatat Rp4,18 triliun. Kenaikan penjualan tersebut dipicu kenaikan harga jual rata-rata produk sawit.
Dari sisi operasional, produksi Tandan Buah Segar (TBS) inti mencapai 1,17 juta ton, relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, produksi Crude Palm Oil (CPO) mengalami penurunan 2% yoy menjadi 287.000 yang sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya pasokan TBS dari pihak eksternal.
Keuntungan perusahaan pun melonjak signifikan dengan laba bruto naik 73% yoy menjadi Rp1,99 triliun, laba usaha meningkat 104% yoy menjadi Rp1,55 triliun, serta laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 94% yoy menjadi Rp1,47 triliun. Laba per saham dasar juga ikut terdongkrak dari Rp112 menjadi Rp217.
Baca Juga: Genggam Aset Rp42,6 Triliun, Sinar Mas Jadi Perusahaan Sawit Terbesar di Indonesia
Presiden Direktur Lonsum, Benny Tjoeng mengungkapkan optimisme terhadap pencapaian ini. “Di tengah berbagai tantangan pada sektor agribisnis terutama dampak cuaca, volatilitas harga komoditas, dan ketidakpastian global, Lonsum meraih kinerja keuangan yang positif di 2024 terutama seiring kenaikan harga komoditas serta upaya-upaya kami dalam pengendalian biaya dan efisiensi,” kata Benny.
Dari sisi neraca keuangan, total aset Lonsum mengalami peningkatan dari Rp12,51 triliun menjadi Rp13,84 triliun yang terdiri dari aset lancar Rp7,11 triliun dan aset tidak lancar Rp6,72 triliun. Sementara itu, liabilitas naik menjadi Rp1,28 triliun dari sebelumnya Rp1,16 triliun dan ekuitas tumbuh menjadi Rp12,55 triliun dari Rp11,34 triliun.
“Kami terus berfokus pada peningkatan kegiatan operasional dan produktivitas, memprioritaskan belanja modal terutama pada aspek-aspek yang penting, peningkatan pengendalian biaya dan efisiensi serta melakukan praktik-praktik agrikultur yang baik secara berkelanjutan,” ujar Benny. (ANG)