BOGOR – Petani kecil memainkan peran penting dalam industri minyak kelapa sawit. Pasalnya, petani kecil mencakup 40% dari seluruh perkebunan kelapa sawit Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Lee Ser Huay Janice Teresa dari Nanyang Technological University dalam The 5th International Conference on Natural Resources and Environmental Conservation (ICNREC) di IPB International Convention Center, Bogor, Selasa (12/11/2024).
Teresa menuturkan, di tingkat rumah tangga, minyak kelapa sawit berkontribusi pada berbagai tingkat kekayaan bagi petani kecil. Sedangkan di tingkat regional, perubahan dalam pembangunan ekonomi produksi sawit berefek langsung maupun tidak langsung terhadap pendapatan dan ekonomi wilayah.
Baca Juga: BPDPKS Dukung Penguatan Peran Petani Sawit Indonesia
Meski demikian, Teresa menggarisbawahi adanya kesenjangan dari manfaat dari sawit tersebut. “Tidak semua aspek masyarakat menerima manfaat ini secara merata,” ujarnya, dalam siaran pers, Rabu (13/11/2024).
Sementara itu, Linda Rosalinda dari Transformasi untuk Keadilan Indonesia (TuK Indonesia) menggarisbawahi pentingnya prinsip keuangan berkelanjutan oleh lembaga keuangan di Indonesia. Pasalnya, penerapan prinsip keuangan berkelanjutan belum menjadi prioritas dalam kebijakan.
Dekan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University Prof Naresworo Nugroho menekankan perlunya keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan keadilan sosial. “Konferensi ini menjadi platform penting untuk mencari solusi holistik bagi tantangan multifaset di sektor kelapa sawit,” ujarnya.
Baca Juga: Petani Banyak Lakukan Replanting, Harga Bibit Sawit Meningkat
Konferensi tersebut juga mencakup sejumlah sesi paralel yang memberikan ruang diskusi yang lebih spesifik sesuai dengan subtema konferensi. Selain manfaat sosial-ekonomi yang signifikan, seperti penciptaan 4,5 juta lapangan kerja, konferensi ini juga menyoroti tantangan distribusi keuntungan yang tidak merata.
Salah satu contohnya, petani kecil sering menghadapi harga pasar yang fluktuatif dan akses terbatas ke sumber daya.
Isu lain yang menjadi perhatian adalah konflik lahan. Ada lebih dari 500 kasus konflik lahan yang terdokumentasi di beberapa provinsi utama seperti Riau, Kalimantan Barat, dan Sumatra Barat.
Baca Juga: Dirut BPDPKS: Bantuan Replanting Jangkau 156.000 Petani
Anggota Tim Ahli Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud berujar, industri kelapa sawit menjadi salah satu pilar utama perekonomian Indonesia. Dia menuturkan, kelapa sawit memberikan kontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB) dan devisa negara.
Selain itu, kelapa sawit juga memiliki peran penting dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Namun, tantangan yang dihadapi, seperti konflik lahan dan ketimpangan sosial, harus segera diatasi melalui pendekatan yang berkelanjutan,” papar Musdhalifah. (ANG)